“Dinamika perbedaan-perbedaan ini harus disikapi dengan bijak khususnya sebagai warga Muhammdiyah," ucap Muchlas.
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Oman Fathurohman mengatakan, perbedaan penetapan awal bulan antara pemerintah dengan Muhammadiyah telah terjadi tidak hanya kali ini saja. Bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai negara-negara di dunia.
“Iduladha yang akan datang, Muhammadiyah berbeda dengan yang ditetapkan oleh pemerintah lewat Kemenag. Perbedaan ini bukan hanya kali pertama tapi sudah kerap terjadi,” kata Oman.
Selain tahun lalu, Oman mencatat, dalam kurun 25 tahun ke depan, yakni dari tahun 1444 – 1468 H atau 2023 – 2046 M diprediksi akan terjadi perbedaan Idul Adha antara Muhammadiyah dan pemerintah sekitar 6 kali atau 6 tahun.
Artinya, 6 kali dari 25 tahun itu berarti 25%-nya berbeda dengan pemerintah. Selain itu Idulfitri juga diprediksi akan berbeda 6 kali dan awal Ramadan 3 kali.
Editor : Rizal Fadillah