BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kadin Jawa Barat mendukung pertumbuhan industri kreatif di wilayahnya. Ini terbukti dari kerja sama yang dilakukan dengan sebuah fintech bernama, Finnix.
Diketahui, Finnix bukan sebuah fintech kaleng-kaleng. Mereka telah menjadi mitra terpercaya bagi lebih 40 proyek dan 20 perusahaan di sektor industri kreatif.
Ketua Kadin Jabar, Tubagus Raditya mengatakan, Finnix adalah fintech yang memberikan solusi nyata dalam hal pembiayaan awal untuk kegiatan ekonomi kreatif. Maka ia bersyukur, Kadin bisa berkolaborasi dengan Finnix membangun pertumbuhan industri tersebut.
"Alhamdulillah ada sebuah fintech yang mempunyai sistem informasi dan teknologi yang bisa menjadi agregator lembaga keuangan dengan pihak-pihak pelaku ekonomi kreatif," kata Raditya di Hotel Malaka, Kota Bandung, Senin (22/5/2023)
"Ini menjadi program solutif buat mendorong kreativitas-kreativitas anak muda yang ada di Jabar khususnya, Indonesia pada umumnya," lanjutnya.
Menurut Raditya, belum ada fintech yang fokus utamanya pada solusi pembiayaan ekonomi kreatif hingga saat ini. Pihaknya selama ini tidak pernah melihat ada solusi untuk melakukan pembiayaan modal dasar saat memulai kreativitas dari pelaku ekonomi kreatif.
"Umumnya mereka telah mendapatkan dukungan sponsor, tetapi tidak diberi modal dasar untuk memulai karena biasanya para sponsor dan pemberi kerja menunggu acara atau pekerjaan itu selesai," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap industri perbankan bisa berperan aktif dalam mendukung ekonomi kreatif. Meskipun dirinya memahami institusi keuangan dan lembaga perbankan belum berani masuk ke ranah ini lantaran belum memahami soal analisis risiko di bisnis tersebut.
"Kita akan bantu dan berkolaborasi bersama dengan sumber daya yang profesional dengan memanfaatkan sistem teknologi yang bisa menganalisis risiko, sehingga akhirnya, kita bisa semakin mendorong para pelaku ekraf ini semakin kreatif dan maju," ucapnya.
Sementara itu, CEO Finnix, Reinhart Hermanus mengatakan, pihaknya telah terlibat membantu menggarap sejumlah project, seperti konser di beberapa daerah. Di antaranya, Sabiphoria Festival (Jakarta), Now Playing Festival (Bandung) hingga Tour Dewa 19 (Pontianak).
Perusahaan yang berdiri pada September 2022 ini mengatakan, bentuk layanan yang diberikan yaitu menyiapkan dokumen keuangan, hingga arus kas yang bisa diterima oleh lembaga keuangan untuk mendapatkan anggara untuk menggarap project.
Hal itu sangat krusial namun seringkali luput dari perhatian para pelaku industry kreatif.
“Kami ingin membantu perusahaan mendanai project yang didapatkan. Lembaga keuangan menyangka industri kreatif berisiko tinggi, sehingga sulit mendapat akses permodalan. Asset jaminan terbatas,” kata dia.
“Finnix menjembatani antara pelaku industry kreatif dengan perbankan. Kami kurasi, kami hubungkan ke Lembaga keuangan yang bisa mensupport. Total 40 project sudah dibantu dari sisi permodalan, sistem. Rp30 miliar dana yang sudah kami salurkan kurang lebih satu tahun ini,” lanjutnya.
Di sisi lain, potensi dari industri ini mencapai Rp250 triliun setiap tahunnya. Faktor risiko dari sisi bisnis lebih terukur.
“Faktor risiko event lebih bisa terukur. Ini menjadi alasan mengapa dimulai dengan event. Project sudah pasti nilainya sekian, dibayarnya sudah ditentukan. Tinggal produksinya. Ini kami bantu permodalan di depan,” jelas dia.
Bagaimana sebuah project bisa dibantu? Reinhart menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Di antaranya, sebuah perusahaan sudah dipastikan mendapatkan suatu project.
“Perusahaannya harus yang sudah memenangi project. Kami bantu melengkapi laporan, keuangan dan sesuai standar Lembaga keuangan. Kalau butuh sitem kita bantu, kalau butuh permodalan kita bantu. Yang bisa bikin gagal? Dokumentasi laporan keuangan, pencatatan kurang rapih, atau ada rekam jejak kredit yang tidak baik,” pungkasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya