CIMAHI, iNewsBandungRaya.id - Salah satu bisnis yang menjanjikan saat ini bisa dibilang adalah budidaya telur puyuh. Bahkan omzet dalam satu bulan yang bisa dihasilkan bisa mencapai Rp10 juta.
Seperti yang dirasakan Riska Prianti (30), dia bisa mendapat cuan setiap hari dari usaha budidaya telur puyuh.
Bisnis tersebut mulai digarap buruh asal Kampung Tangkil, RT 03/07, Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi itu pada 2021. Ketika itu iklim di pabrik tempatnya bekerja tengah tidak stabil karena dihantam pandemi Covid-19.
Riska pun tak sengaja melihat budidaya telur puyuh di Youtube dan media sosial (medsos) lainnya sampai akhirnya tertarik dan mempelajarinya secara autodidak.
Dia melihat peluang yang cukup menggiurkan, sampai nekat pergi ke Yogyakarta untuk melihat langsung tata cara budidaya burung puyuh.
"Waktu Covid-19 kan kerjaan gak stabil, saya terjun ke burung puyuh karena liat di YouTube perawatannya mudah dan jualnya cepet. Saya sampe ke Yogya main ke peternakan," kata Riska, Senin (22/5/2023).
Riska memulai usahanya dengan membeli sekitar 300 ekor anakan burung puyuh beserta peralatan lainnya seperti kandang, pakan dan vitamin. Untuk tempatnya, Riska memanfaatkan gudang kosong bekas ternak burung peliharaan ayahnya seluas 3x10 meter di lantai dua rumahnya.
"Modalnya waktu itu semuanya sekitar Rp5 juta buat beli anak burung puyuh, kandang dan sebagainya," beber Riska.
Akan tetapi saat memulainya, Riska harus merasakan pahit terlebih dulu dimana dari 300 ekor burung puyuh yang dibudidayakan, hanya 100 ekor yang masih bertahan sampai bertelur. Sementara sekitar 200 ekor sisanya mati.
Kendala lain yang dihadapinya ketika memulai adalah kebingungan membuang kotoran burung puyuh. Namun Riska tidak menyerah dan terus belajar.
Dia pun terus menambah populasi burung puyuhnya sampai kini bisa memiliki sekitar 1.000 ekor.
"Terus kotorannya sekarang itu ada yang ambil untuk dimanfaatkan jadi pupuk di Kampung Cabai, masih di deket sini juga lokasinya," kata Riska.
Dari sekitar 1.000 ekor burung puyuh inilah Riska mulai mendapat cuan lebih. Setiap bulannya, burung puyuh miliknya menghasilkan telur sekitar 300 kilogram. Telur-telur itu dia kirim ke pelanggan yang masih berada di wilayah Kota Cimahi.
Riska mengungkapkan, dari ratusan kilogram telur tersebut, omzet yang didapat mencapai sekitar Rp9 hingga 10 juta setiap bulannya. Namun perhitungan omzet tersebut baru hitungan kasar sebab dia harus sisihkan untuk kebutuhan pakan dan perawatan lainnya.
"Panennya setiap hari sekitar 9-10 kilogram. Kalau perhitungan bersihnya sekitar 4-5 juta setiap bulannya," terangnya.
Dengan prospek yang cukup menjanjikan, Riska pun berencana untuk menambah populasi burung puyuhnya supaya telur yang dihasilkan semakin banyak. Sebab, produksi telur yang dihasilkan saat ini tidak sebanding dengan permintaan pelanggan yang semakin bertambah.
"Sekarang alhamdulillah kalau permintaan banyak, kemarin ada yang minta 50 kilogram setiap harinya tapi sayanya belum siap karena masih terbatas," sebut Riska.
Meski kini sudah memiliki usaha yang melebihi gaji UMK, Riska tidak akan meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh. Sebab menurutnya, keduanya bisa dijalani secara bersamaan. Terlebih usaha budidaya burung puyuh terbilang lebih santai dan mudah.
Ia hanya perlu melakukan perawatan seperti membersihkan kandang, memberi pakan hingga vitamin agar burung puyuh miliknya tetap sehat dan produktif.
"Intinya sih kalau saya kerja pagi atau malam, saya selalu cek kandang setiap hari untuk bersihin kandang, ngasih pakan sampai ambil telurnya," ujarnya.
Editor : Zhafran Pramoedya