BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Fenomena suhu dingin terjadi di Bandung dalam beberapa hari terakhir. Bahkan suhu dingin sangat terasa ketika malam hingga dini hari.
Kepala BMKG Stasiun Bandung, Teguh Rahayu mengungkapkan, faktor fenomena suhu dingin di puncak musim kemarau kali ini adalah adanya musim dingin di wilayah Australia.
"Terdapat pola tekanan udara relatif tinggi di Australia yang menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan angin monsun Australia, yang juga merupakan penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia. Angin monsun Australia itu membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia yang berada di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan)" kata Teguh, Rabu (19/7/2023).
Menurut Teguh, fenomena suhu dingin di musim kemarau ini diperkirakan bakal berlangsung sampai Agustus 2023. Sementara di awal September mendatang, suhu bakal berangsur menghangat kembali.
"Masyarakat diharapkan untuk tidak panik melihat fenomena ini, karena suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah fenomena yang wajar terjadi terutama untuk wilayah Indonesia di BBS," ujarnya.
Guna menjaga kesehatan, pihaknya mengimbau warga untuk menggunakan pakaian hangat ketika bepergian, semisal jaket tebal. Kemudian masyarakat juga diimbau untuk memantau informasi cuaca dari BMKG.
"Masyarakat diharapkan menyiapkan diri dengan menggunakan jaket atau selimut di malam hari dan selalu menjaga stamina tubuh, sehingga terhindar dari berbagai potensi penyakit," ucapnya.
"Selalu dapatkan informasi terkait cuaca dan iklim dari kanal resmi BMKG serta instansi terkait. Hindari informasi dari sumber tidak jelas dan berpotensi hoaks," tandas Teguh.
Editor : Zhafran Pramoedya