get app
inews
Aa Text
Read Next : Serius Kembangkan Motor Listrik, EKN Buka Store Perdana di Kota Bandung

Sepi Peminat, Aturan Baru Subsidi Motor Listrik Segera Diterbitkan

Rabu, 09 Agustus 2023 | 19:58 WIB
header img
Presiden Joko Widodo mencoba motor listrik nasional Garansindo electric scooter (gesits). (Foto: dok. Biro Pers Setpres)

JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufiek Bawazier menyatakan, revisi Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 6 Tahun 2023 yang mengatur tentang syarat subsidi pembelian motor listrik Rp7 juta akan segera diterbitkan.

Menurut Taufiek Bawazier, hal ini dilakukan dikarenakan sepinya peminat pada pembelian motor listrik.

“Revisi (aturan subsidi) sebentar aja. Minggu ini juga (sudah) keluar. Untuk revisi sepeda motor (listrik) ya,” kata Taufiek, Rabu (9/8/2023).

Pemerintah telah memberikan kuota sebesar 200 ribu penerima subsidi Rp7 juta untuk pembelian motor listrik baru hingga akhir 2023. Namun, penerima manfaatnya hingga saat ini baru sekitar 1 persen.

Hal itu disinyalir karena ketatnya persyaratan. Yaitu calon pembeli motor listrik harus termasuk penerima manfaat kredit usaha rakyat, bantuan produktif usaha mikro, bantuan subsidi upah dan penerima subsidi listrik hingga 900 volt ampere.

Oleh sebab itu, pemerintah akan menyederhanakan syarat pembelian motor listrik dengan subsidi agar lebih banyak orang yang tertarik.

Bulan lalu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita juga telah mengungkapkan rencana penghapusan empat syarat penerima subsidi motor listrik.

“Ini motor listrik diubah syaratnya, kita harus ubah syarat itu. Permenperin yang existing kita ubah, kemarin kami sudah surati Dukcapil, karena itu menyangkut NIK seluruh Indonesia, itu otoritasnya ada di Kemendagri," katanya.

Taufiek mengatakan, nantinya penerima subsidi pembelian motor listrik menjadi 1 KTP 1 unit. Namun, dia juga memastikan kerja sama dengan pihak-pihak terkait agar data masyarakat aman dari pencurian.

“Makanya kita minta datanya ke Disdukcapil yang punya otoritas data kependudukan di Indonesia. Jadi begitu masuk, integrasi ke sistem dan itu sistem sudah kita exercise pakai BSSN, jadi supaya cyber keamanannya juga bagus,” ungkapnya.

Mengenai target 200 ribu unit motor listrik yang ditetapkan pemerintah, Taufiek berharap, dengan aturan baru ini bisa meningkatkan minat masyarakat. Tetapi, dia memastikan bahwa pemerintah akan terus melakukan evaluasi apabila penjualan masih seret.

“Saya belum berani mengatakan itu akan habis, tapi paling tidak kita punya target segitu. Kalau habis ya bagus. Kalau enggak habis ya kita evaluasi, karena kita enggak bisa tahu orang ingin beli (motor listrik) sampai seberapa besar (minatnya),” paparnya.

Ihwal seretnya penjualan kendaraan listrik, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam mengatakan perlu edukasi yang massif ke masyarakat.

Dia memahami mengapa masyarakat masih ragu untuk beralih ke kendaraan listrik karena keterbatasan infrastruktur, harga unit yang masih mahal, hingga lamanya pengisian baterai.

“Pertama kali kita menghadirkan hybrid (di Thailand) itu enggak gampang untuk masyarakatnya beli. Waktu itu warranty-nya 6 tahun, tapi 4 tahun udah pada minta ganti semua. Tapi diganti sama Toyota,” kata Bob di Toyota Karawang Plant 2, Jawa Barat.

“Baterai yang seken itu direkondisi lagi, kemudian dijual lagi di secondary market dengan warranty 2 tahun, harga sepertiga. Ternyata itu membangun peace of mind customer. Ada baterai baru, ada baterai seken. Pelan-pelan masyarakat teredukasi,” tambahnya.

Selain itu, Bob Azam juga menegaskan perlunya meningkatkan ekosistem kendaraan listrik yang masif di Indonesia. Ini akan membuat pasar semakin luas sehingga tak menimbulkan keraguan ketika menggunakan mobil dengan teknologi baru.

“Kita harus ada recycle baterai, supply chain, jasa pembiayaan yang dibuat beda dengan mobil konvensional, asuransi, penjualan, dan servisnya. Itu semua ekosistem yang harus dibangun untuk masuk ke elektrifikasi. SDM juga harus diperhatikan,” tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut