Positif Doping, Paul Pogba Terancam Sanksi Larangan Bermain 4 Tahun

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gelandang Juventus, Paul Pogba terancam sanksi larangan bermain selama 4 tahun karena gagal lolos tes doping. Pemain bernomor punggung 10 itu dinyatakan positif menggunakan testosteron.

Sekadar informasi, testosteron merupakan salah satu hormon untuk meningkatkan kekuatan otot. Selain itu, ini juga mampu memulihkan kekuatan fisik yang lebih cepat.

Baca Juga

Hasil Bola Tadi Malam: Juventus Ditahan Imbang, Atalanta Pecundangi AS Roma

Tes obat-obatan yang dilakukan terhadap Paul Pogba itu dilakukan pasca pertandingan melawan Udinese pada 20 Agustus lalu. Dalam laga yang dimenangkan Juventus 3-0 itu, Paul Pogba tidak ikut bermain.

Namun, eks pemain Manchester United itu masih terpilih secara acak untuk mengikuti tes doping. Untuk sementara waktu, Paul Pogba akan dibekukan namun belum menerima hukuman.

Nantinya, bakala ada tes kedua yang dilaksanakan untuk mengonfirmasinya, namun jika terbukti positif maka dia berpotensi disanksi empat tahun.

Baca Juga

Stefano Beltrame Temukan Posisi Alami Bersama Persib, Senang Cetak Banyak Gol

"Menerima sampel yang diajukan oleh Jaksa Anti-doping Nasional, dia telah menetapkan skorsing sementara terhadap atlet Paul Labile Pogba," sebut Pengadilan Anti-Doping Nasional Italia (NADO Italia) pada Senin (11/9/2023).

Kasus ini kian membuat karier sang gelandang Prancis ini meredup. Sejak kembali ke Juventus pada musim panas 2022, Pogba telah dirundung oleh masalah cedera hingga membuatnya hanya mampu tampil 10 kali pada musim lalu.

Di musim ini, dia baru bermain dua kali tanpa gol dan assist dengan total hanya 52 menit saja. Sebelumnya, masalah cedera menjadi hantu menakutkan bagi Pogba.

Baca Juga

Hasil Bola Tadi Malam: Juventus Tahan Imbang AS Roma, AC Milan vs Genoa Drama 6 Gol

Pada usia 30 tahun dan dengan riwayat cedera yang panjang, hal ini menjadi persoalan serius untuk Pogba dalam berkarier di dunia sepak bola. Kini, Pogba menanti kembali hasil tes sampel kedua yang menjadi penentu sanksinya.

Editor : Rizal Fadillah