Kiai Miftah menegaskan, maksud dari kalimat 'NU ada di mana-mana dan tidak ke mana-mana' adalah untuk menguji nyali, bukan justru larut di tempat baru.
"Silakan anda ke mana-mana tapi untuk menguji nyali anda. Bukan larut di sana, bukan malah melebihi partai daripada anda yang masuk ke partai itu. Kita sudah dandan-dandan demikian, begitu ada di sana berubah 180 derajat. Yang dulu halal, malah halal lagi. Yang haram menjadi halal. Tidak ada yang haram, halal semua," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa forum Munas-Konbes NU 2023 menjadi bukti bahwa PBNU akan terus memperbaiki diri sekaligus membuka diri atas kritik. Tetapi lontaran kritik itu tak dilakukan lewat media massa.
"Di sinilah Munas dan Konbes sebagai bukti kita terus untuk memperbaiki itu, tapi juga membuka diri kritik manakala ada salah monggo. Tapi ada aturan dan caranya, jangan lewat media, orang tahu, dan mungkin banyak orang menilai yang begitu tuh justru lebih bobrok daripada yang diperingatkan," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah