Salat gaib didasarkan pada hadis Nabi Saw. “Dari Jabir r.a (diriwayatkan) bahwa Nabi saw telah menyalatkan Ashamah an-Najasyi, lalu ia (Nabi) takbir empat kali [H.R. al-Bukhari]. Ada pula hadis lain yang berbunyi: Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan), bahwa Nabi saw telah memberitahukan kematian Najasyi pada hari kematiannya, beliau (Nabi) keluar (bersama sahabat) ke tempat Salat , lalu beliau atur saf mereka dan bertakbir empat kali.” [H.R. al-Bukhari].
Salat gaib tidak hanya terjadi pada kasus kematian raja Najasyi saja, tetapi Nabi saw sendiri pernah melaksanakannya kepada yang lainnya.
“Dari Abu Hurairah (diriwayatkan), sesungguhnya seorang perempuan hitam atau seorang muda yang biasa menyapu masjid tidak kelihatan kepada Rasulullah saw., lalu beliau bertanya tentangnya. Para sahabat menjawab, “Ia sudah meninggal”. Lalu beliau bertanya, “Mengapa kamu tidak memberitahu kepadaku?” Ia berkata, “Seolah mereka menganggap remeh persoalan ini.” Lalu beliau bersabda, “Tunjukkan kepadaku di mana kuburnya.” Lalu mereka menunjukkannya kemudian beliau salat atasnya.” (HR. Muslim).
Dalam hadis lain, terdapat riwayat yang menjelaskan bahwa Nabi Saw pernah salat jenazah kepada salah satu ahli kubur yang terlewati dalam perjalanan.
“Dari Ibnu Numair (diriwayatkan) berkata, Rasulullah saw pernah pergi ke satu kuburan yang baru, lalu ia salat atasnya dan mereka (sahabat) bershaf di belakangnya dan ia bertakbir empat kali” (HR. Muslim).
Editor : Rizal Fadillah