JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Isu kandungan bisphenol a (BPA) dalam galon isi ulang kembali marak diperbincangkan belakangan ini. Salah satu yang ikut meramaikan isu tersebut adalah influencer Richard Lee.
Dia memainkan isu tersebut dengan menghubungkan dampak BPA pada anak. Richard mengundang dokter anak Kanya Ayu Paramastri dalam podcast di akun YouTube miliknya untuk menjelaskan dampak BPA dimaksud.
Dalam banyak kesempatan, Richard kerap berusaha menggiring dokter Kanya untuk mengonfirmasi bahwa BPA benar-benar memiliki bahaya terhadap anak. Namun, Dokter Kanya tidak terpancing dan menjelaskan bahwa banyak kandungan senyawa kimia dalam setiap kemasan pangan.
"Bahwa BPA itu tidak hanya ada di plastik galon guna ulang saja tapi di beberapa kemasan lain juga ada," ucap Dokter Kanya, dikutip Sabtu (21/10/2023).
Richard yang gagal menggiring pernyataan dokter Kanya terus mencoba mempengaruhi pikirannya agar mengonfirmasi bahwa BPA itu benar berbahaya. Namun hingga akhir, praktisi medis kecantikan itu tidak bisa membuat dokter Kanya mengkonfirmasi bahaya BPA.
Setelah gagal berkali-kali, Richard pun mengaku bahwa dirinya memang tidak menguasai isu-isu terkait BPA. Dia bahkan tidak mengerti apa itu BPA.
Meski demikian, dia tidak terbuka akan alasan membahas isu yang sebenarnya jelas terlihat sarat akan persaingan usaha. Influencer BPA ini hanya berdalih bahwa konten yang disajikannya itu untuk mengedukasi masyarakat.
Anehnya, ketika dijelaskan banyak kandungan BPA dalam kemasan pangan, Richard hanya fokus pada kandungan BPA dalam kemasan galon. Influencer yang kedapatan makan siang bersama bos salah satu air minum dalam kemasan (AMDK) Cleo itu kemudian mencoba meyakinkan bahwa konten yang dibuatnya bukan merupakan konten bayaran.
Dia mengaku bahwa tidak tendensius terhadap salah satu perusahaan AMDK besar manapun. Namun, pengelakan yang secara tiba-tiba tanpa ditanya itu justru seakan mengonfirmasi bahwa dirinya mendapat endorse dari salah satu perusahaan AMDK tertentu.
Terkait BPA, Dokter Kanya menjelaskan bahwa ada penelitian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) bahwa BPA dalam batas aman masih diizinkan dan tidak membahayakan.
Dokter Kanya menuturkan, belum ada satu pun kesimpulan dari dari penelitian BPA yang dilakukan menyebutkan bahwa senyawa itu berdampak bagi kesehatan ibu hamil sehingga mempengaruhi perilaku anak.
"Dari semua jurnal yang saya baca menyebutkan dibutuhkan penelitian lebih lanjut," ungkapnya.
Dia menjelaskan, kepada Richard kalau tidak bisa menyalahkan hanya salah satu produk tertentu sebagai penyebab terjadinya gangguan kesehatan pada anak termasuk autis. Ia menambahkan, faktor gangguan kesehatan pada anak ditentukan oleh banyak faktor mulai dari udara hingga ke makanan.
"Jadi, nggak bisa cuma mengatakan satu produk saja sebagai penyebabnya," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah