BANDUNG BARAT,Inews Bandungraya.Id - Momentum Hari Santri Nasional yang kerap diperingati setiap 22 Oktober adalah hari yang sangat istimewa. Sebab sejak dari masa zaman penjajahan hingga saat ini jasa-jasa para santri sangat besar terhadap perjuangan bangsa Indonesia.
Untuk itu para pejuang ilmu agama yang berada di pondok-pondok pesantren di seluruh tanah air harus mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sehingga semestinya tidak ada lagi pondok pesantren yang sarana prasarananya masih belum terperhatikan.
Memanfaatkan momentum sakral dan bersejarah di Hari Santri, Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Yayat T Soemitra mencoba menyelami lebih dalam esensi dari Hari Santri. Salag satunya dengan bersilaturahmi dan mengunjungi beberapa pondok pesantren yang ada di KBB.
Hal itu dilakukannya dengan berdiskusi, ngobrol, dan sharing ilmu maupun pengalaman dengan para santri dan pengasuh pondok pesantren. Termasuk untuk melihat sarana prasarana pondok pesantren dan melihat bagaimana para santri menimba ilmu agama, serta kehidupan keseharian mereka di lingkungan pesantren.
"Saya datang ke beberapa pondok pesantren karena ingin merasakan suasana momentum Hari Santri 2023 dan memanjangkan bersilaturahmi," kata Yayat di Pondok Pesantren Al Muawanah, Desa Bojongmekar, Kecamatan Cipeundeuy, KBB, Sabtu 21 Oktober 2023.
Yayat yang pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Bandung Barat periode 2013-2018 ini, meminta kepada para santri dan pimpinan pesantren yang didatanginya agar tetap semangat belajar meski dengan keterbatasan sarana dan prasarana. Sebab kesuksesan hanya bisa diraih dengan kerja keras sejak usia dini.
"Pendidikan di pensantren menjadi sebuah tempaan tentang kemandirian, kedisiplinan, etos kerja dan tanggung jawab, dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern. Bagaimanapun landasan dasar agama sangat penting di tengah kemajuan ilmu pengetahuan yang begitu pesat," tuturnya.
Dikatakannya, meskipun santri sebagai kaum sarungan, mereka tetap harus melek teknologi melalui program santri digital. Sehingga para santri yang memiliki ilmu pondasi agama kuat, tanggungjawab dan kedisiplinan itu bisa menyempurnakannya dengan pengetahuan digital dan teknologi.
Santri memiliki pengaruh signifikan dalam masyarakat, terlebih dalam catatan sejarah kemerdekaan di mana dengan kemampuan mereka menggalang dukungan dari berbagai lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan. Santri juga berperan menjadi pemimpin perlawanan dan gerilya dalam perjuangan melawan penjajah.
"Salah satu contoh peran santri dalam kemerdekaan Indonesia adalah Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Resolusi Jihad ini berhasil memobilisasi para pejuang untuk turut mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa pertempuran Surabaya," terang Yayat.
Pada kesempatan yang sama pimpinan Pondok Pesantren Al Mu'awanah, Ustaz Solihin mengapresiasi kedatangan mantan orang dua di KBB itu. Kedatangannya secara langsung ke ponpesnya menjadi kado istimewa bagi para santrinya karena menjelang peringatan Hari Santri 2023.
"Kami bersyukur di Hari Santri dikunjungi oleh salah satu tokoh di Bandung Barat yang masih memberikan perhatian ke para santri. Semoga Pa Yayat terus diberi kesehatan, dipanjangkan usianya, dan apa yang menjadi cita-citanya bisa terkabul," ucapnya. (*)
Editor : Rizki Maulana