Selama bertahun-tahun, popularitas Nicholas terus menyebar dan dia pun dikenal sebagai pelindung anak-anak dan pelaut. Bahkan, hari kematiannya pada 6 Desember selalu dirayakan dan secara tradisional ini dianggap sebagai hari keberuntungan untuk melakukan pembelian dalam jumlah besar atau untuk menikah.
Pada masa Renaisans, St. Nicholas juga dikenal sebagai santo paling populer di Eropa. Bahkan setelah Reformasi Protestan, St. Nikolas tetap mempertahankan reputasi positif, khususnya di Belanda.
Kemudian, nama Sinterklas berevolusi dari nama panggilan St. Nicholas dalam bahasa Belanda, Sinter Klaas, kependekan dari Sint Nikolaas.
Lalu pada 1804, John Pintard, anggota New York Historical Society, membagikan potongan kayu St. Nicholas pada pertemuan tahunan di perkumpulan tersebut. Latar belakang ukiran tersebut berisi gambar Santa yang sekarang sudah dikenal termasuk kaus kaki berisi mainan dan buah-buahan yang digantung di atas perapian.
Pada 1809, Washington Irving turut mempopulerkan cerita Sinter Klaas ketika dia menyebut St. Nicholas sebagai santo pelindung New York dalam bukunya berjudul The History of New York.
Editor : Zhafran Pramoedya