BANDUNG, iNewsBandungRaya - Guru Besar Ilmu Pemerintahan Unpad Prof Muradi menilai tensi politik Pemilu 2024 menurun. Kondisi ini bukti masyarakat dewasa dan bijak dalam menyikapi hoaks.
"Saat ini di kampanye pemilu 2024 tidak ada black propaganda. Yang ada hanya nyindir menyindir, " kata Prof Muradi, Jumat (29/12/2023).
Prof Muradi menyatakan, saat ini elite politik lebih dewasa menyikapi situasi di masyarakat. "Kalau dilihat 2014 dan 2019 lalu, (Pemilu 2024) beda sekali. Saat ini tensi politik boleh saya bilang normal. Ini karena elite politik dewasa dan banyak memberikan edukasi, " ujar Prof Muradi.
Hoaks yang beredar selama pelaksanaan Pemilu 2024, tutur Prof Muradi, jauh sekali intensitasnya dibandung pada Pemilu 2014 dan 2019. "Sekarang ini hoaks bisa ditangani cepat ya. Masyarakat mention ke akun Polri, misalnya Kapolri, itu bisa langsung terungkap. Ini hasil dari edukasi dan literasi pemerintah kepada masyarakat yang masif tentang bagaimana mencegah hoaks," tutur dia.
Prof Muradi juga menilai kesiapan Polri dalam menangani masalah hoaks saat Pemilu 2024. "Dengan masyarakat semakin cerdas dan dewasa menyikapi hoaks, personel Polri harus sigap dan responsif. Misal menyiapkan data-data dan SDM yang siap kerja cepat mengungkap hoaks saat Pemilu 2024," ucap Prof Muradi.
Prof Muradi meminta seluruh masyarakat menyambut pesta demokrasi lima tahunan ini dengan sukacita dan tanpa kebencian. "Sekarang sudah ramai bendera parpol caleg dan pasangan capres-cawapres. Ini harus dijaga, jangan lakukan intimidasi. Misal dengan merobek dan mencopot baliho. Jika masih terjadi, demikian maka masyarakat juga tidak menjaga kualitas demokrasi di negeri ini," ujarnya.
Pemilu 2024 ini, tutur Prof Muradi, harus menjadi memomentum menguatkan netralitas dari seluruh perangkat negara. "TNI, Polri, ASN, BIN harus menjaga kualitas demokrasi pemilu 2024, dengan netralitas dalam pelaksanaan pemilu, sehingga menghasilkan pemimpin yang benar benar demokratis," tutur Prof Muradi.
Editor : Ude D Gunadi