PT PMgS MoU dengan Perusahaan Singapura, Bangun Pabrik Pupuk Rp45 Miliar di Cikalongwetan

BANDUNG BARAT,Inews Bandungraya.Id - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Perdana Multiguna Sarana (PMgS) Bandung Barat menjalin kerja sama dengan perusahaan Singapura.

Itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan Bio Ark Global PTE, LTD, di Kantor PMgS Bandung Barat, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kamis (1/2/2024).

Baca Juga

Pertajam Wawasan Kepala OPD dan Dirut BUMD, Pemprov Gelar Capacity Building Jabar Caang 2024

Implementasi dari kerja sama ini rencananya pabrik dengan luas lahan 4.000 meter persegi yang memproduksi pupuk organik akan dibangun di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikalongwetan.

Targetnya peletakan batu pertama pembangunan pabrik pupuk organik pertama di KBB ini akan dilakukan pada bulan April atau Mei 2024.

"Konsepnya bisnis to bisnis, di awal ini nilai investasinya mencapai 3 Juta Dollar Amerika (Rp45 miliar lebih) dengan lokasi pabrik di Mandalasari, Cikalongwetan. Diprediksi produksi pupuk organik yang dihasilkan sekitar 11.000 ton per tahun dan prioritasnya untuk para petani di Bandung Barat," kata Direktur BUMD PT Perdana Multiguna Sarana Bandung Barat, Deden Robby, kepada wartawan usai penandatangan MoU.

Baca Juga

Pj Gubernur Jabar Dorong Pemain Muda Persib Dilatih Wirausaha

Robby menjelaskan, proses bisa mendatangkan investor dari Singapura tidak mudah karena mereka sudah survei tempat ke beberapa wilayah lain di Indonesia, salah satunya di Jember, Jawa Timur.

Namun setelah data soal jumlah petani, lahan pertanian, dan beragam komoditas pertanian yang ada di KBB disampaikan, akhirnya perusahaan Singapura tertarik menanamkan investasinya di KBB.

Pupuk yang dihasilkan adalah jenis organik dan akan dijual dengan harga lebih murah dari harga di pasaran. Bahan baku pupuk yang digunakan dari kotoran hewan seperti sapi dan unggas sehingga menghasilkan 100% pupuk organik.

Baca Juga

Persib Bandung Juara Liga 1, Pemprov Jabar Beri Kadeudeuh Rp500 Juta

Melalui teknologi nano terbarukan yang bisa meningkatkan produktivitas hasil panen sehingga bisa menguntungkan petani.

"Bahan baku untuk pupuk ini dari kotoran hewan sehingga secara tidak langsung bisa ikut menjaga kebersihan lingkungan dari kotoran hewan. Rencananya untuk produksi awal kami akan berikan pupuknya secara gratis ke para petani di KBB," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama CEO Bio Ark Global PTE, LTD, Matthew Edward Loh menyebutkan, teknologi yang dipakai untuk memproduksi pupuk organik ini ramah lingkungan dan dapat menyerap karbon yang ada di lingkungan.

Baca Juga

Pansus I DPRD Ingatkan Kinerja BUMD yang Tak Optimal

Ini adalah kerja sama pertama di Indonesia, namun sebelumnya negara Cina juga sudah menyatakan ketertarikannya.

"Indonesia dekat dengan Singapura, jadi kalau produksinya bagus untuk hasil pertanian, produk pertanian dari Bandung Barat bisa dijual ke Singapura, dan kami siap menerima," terangnya.

Dirinya menyebutkan, kemitraan dengan PT PMgS ini menandai era baru inovasi bagi industri pertanian di Bandung Barat. Sekaligus mendorong berbagai praktik berkelanjutan dalam memastikan terpenuhinya permintaan pasokan pangan lokal dan regional.

Baca Juga

Bupati Bandung Ultimatum Direksi dan Komisaris BUMD: Buktikan Kinerja dalam Tiga Bulan

Terlebih wilayah Bandung Barat secara historis dikenal sebagai wilayah pertanian, khususnya tanaman padi dan sayuran.

“Wilayah ini memiliki potensi pertumbuhan di bidang pertanian berkelanjutan yang belum dimanfaatkan, semoga kehadiran kami bisa memenuhi kebutuhan pupuk yang terkadang sulit didapatkan petani," pungkasnya. (*)

Editor : Rizki Maulana