BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Gedung sate, salah satu ikon arsitektur bersejarah yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda dan berdiri megah di tengah Kota Bandung.
Bangunan yang di bagian atapnya terdapat ornamen menyerupai tusuk sate dengan 6 bulatan yang melambangkan nominal uang yang digunakan ketika membangun Gedung Sate, yaitu 6 Juta gulden atau saat ini nilainya setara dengan 450 Miliar. Bulatan ini juga sekaligus merupakan lambang bunga lotus yang tengah kuncup.
Dengan luas 27.000 meter persegi, Gedung Sate sendiri mempunyai 3 lantai bangunan yang mana area di lantai paling atas terdapat menara dan atap menara yang dikelilingi dengan kaca, serta terdapat sejumlah kursi dan meja yang tertata dengan rapi.
“Ruangan ini dipakai Gubernur untuk menjamu para tamu VVIP, dan tidak sembarang orang bisa masuk karena diperlukan izin juga,” kata Koordinator Keamanan Dalam Gedung Sate, Yanto Rukmana, Jumat (2/2/2024).
Di tengah ruangan menara Gedung Sate tersebut terdapat mesin tua yang disebut pembunyian sirine yang ditempatkan pada mulut tangga yang tidak jadi dibangun, yang dulunya digunakan sebagai peringatan penanda bencana maupun pertempuran karena saat itu pada masa pendudukan Jepang, dan Gedung Sate digunakan sebagai pusat komando wilayah sekaligus sebagai kamp interniran darurat.
Editor : Abdul Basir