BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kelompok Perhutanan Sosial Jawa Barat mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Capres-Cawapres 2024 nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Deklarasi dukungan ini berlangsung di Sekretariat TKD Prabowo-Gibran Jawa Barat, Jalan R.E. Martadinata No 4 Kota Bandung, Jumat(9/2/2024). Deklarasi ini turut disaksikan oleh Ketua TKD Prabowo-Gibran Jabar, Ridwan Kamil.
Ketua Kelompok Perhutanan Sosial Jawa Barat, Dedi Junaedi mengatakan, pihaknya menitipkan pesan dan harapan kepada pasangan Prabowo-Gibran terkait keberlangsungan program perhutanan sosial.
“Sementara ini, karena istilahnya perhutanan sosial ini ada pemilu dulu jadi tertunda, jadi harapan kami pada paslon 02 mudah-mudahan bisa menjadi jembatan aspirasi kami sebagai petani kawasan hutan di perhutanan sosial,” kata Dedi.
Dedi mengatakan, saat ini program perhutanan sosial belum sepenuhnya selesai, termasuk terkait SK dan pengelolaan, pendampingan.
“Konsen kita di 12 kabupaten di Jawa Barat, ada Kabupaten Bandung, Cianjur, Indramayu, Cirebon, Garut, Majalengka, Kuningan, banyak lah,” ungkapnya.
Dedi menuturkan, sejauh ini baru ada sekitar 330.000 hektar yang telah mengantongi SK sesuai dengan SK 287.
“Karena dulunya perhutanan sosial ini kewenangannya di Perhutani sesuai PP. 72, dulu itu luas kawasan di Jawa itu ada kurang lebih 2.400.000 hektar, setelah ada SK perhutanan sosial itu dikurangi kewenangan Perhutani ini dari 2.400.000 hektar sekarang diambil oleh Negara dalam ini Kementrian LPHK 1.100.000 hektar, nah ini yang akan dengan masyarakat langsung,” tuturnya.
Dedi mengatakan, saat ini kopi menjadi salah satu komoditas yang dihasil paling banyak oleh para petani perhutanan. Namun, masih banyak prodak-prodak hasil pertanian yang belum ke terekspos, seperti alpukat, teh, gula aren, padi, hingga mangga.
"Nah ini kan PR sebetulnya, kalau kopi kan sudah jelas di pasarnya walaupun sebetulnya masih banyak istilahnya broker-broker yang meng-inikan harganya, jadi pasar sudah jelas. Tapi, kalau yang lain belum masih dibawa ke pasar-pasar tradisional," katanya.
Selain SK dipercepat, kata Dedi, pihaknya juga berharap, wilayah desa yang masuk ke dalam kawasan hutan itu murni dikelola oleh masyarakat sepenuhnya. Sebab menurutnya, masyarakat yang lebih memahami dalam pengelolaan di kawasan hutan.
"Selama ini kami saja di Bandung, di daerah Rancabali itu kami lah yang memang menanam dan merawat. Kami juga berpikir kalau misal bukan kami yang merawat kawasan hutan siapa lagi, karena kalau dari kota kan jauh, yang akan merasakan dampaknya juga kan kami," jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya kembali berharap, Prabowo-Gibran bisa melanjutkan program Nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kemarin aja itu pernah tahun 2017 harimau turun, karena sudah terganggu. Jadi kami menganggap Prabowo-Gibran ini bisa melanjutkan program Nawacitanya Jokowi, harapannya begitu," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua TKD Prabowo-Gibran Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya sudah menerima banyak aspirasi dari berbagai profesi termasuk dari kelompok petani perhutanan.
"Kami kedatangan dari mewakili petani hutan yang mendapatkan pertanian sosial menitipkan aspirasinya ini setelah berembuk dirinya meyakini pasangan 02 yang paling pas dalam melanjutkan reformasi petani dan pertanian sosial dalam bentuk tanah-tanah yang dipinjamkan kepada masyarakat dan menitipkan persentase SK nya diperbanyak," tuturnya.
Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya siap memperjuangan aspirasi dari para petani perhutanan.
"Saya bilang siap, kita berjuang dulu sampai hari Rabu setelah itu nanti dicarikan waktu untuk menyampaikan aspirasi," ujarnya.
Menurutnya, para petani perhutanan ini yakin jika pasangan Prabowo-Gibran yang bisa melanjutkan program Inpres dari Presiden Jokowi.
"Mereka khawatir tidak dilanjutkan maka mereka yakin yang melanjutkan pak prabowo program inpres dari pak jokowi untuk pertanian sosial ingin dilanjutkan," ungkapnya.
Ridwan Kamil menyebut, hingga saat ini sudah ada 191 simpul relawan Prabowo-Gibran di Jabar.
"Simpulnya 191 relawan bergabung di pasangan 02," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah