BANDUNG, iNewBandungRaya.id - Peristiwa miris kembali terjadi di kawasan hutan konservasi Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ir H Djuanda Bandung. Kali ini, sekelompok pengendara motor trail diduga telah merusak tanaman endemik di area tersebut.
Peristiwa ini menambah daftar kerusakan alam yang diakibatkan oleh aktivitas motor trail di kawasan konservasi. Sebelumnya, pada Maret 2023, para pengendara motor trail juga merusak kawasan hutan konservasi di Bumi Perkemahan Rancaupas, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, dan menyebabkan ratusan Bunga Rawa yang langka hancur.
Video kerusakan tanaman endemik viral ini terungkap melalui sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @tahuradjuanda.official.
Dalam video tersebut, seorang pria menunjukkan kerusakan tanaman endemik di jalur motor trail. Pria itu menjelaskan bahwa kerusakan tersebut terjadi sepanjang satu kilometer dengan lebar dua meter.
"Ayo sobat Tahura mari kita jaga lingkungan agar keberadaan hutan dan keanekaragamaanya kita lindungi untuk masa depan anak cucu kita. Salam konservasi!" kata pria dalam video tersebut.
Tanggapan Pihak Tahura
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Tahura Ir H Djuanda Bandung, Luthfi Erizka, membenarkan adanya kerusakan tanaman endemik akibat ulah pengendara motor trail. Lahan yang rusak tersebut terletak di wilayah Baru Tunggul dengan panjang sekitar 300 meter.
"Merusak keanekaragaman flora kurang lebih 300 meteran kanan dan kirinya tanaman yang baru ditanam dan sudah berumur sekian tahun itu pada patah dan rusak," kata Luthfi Erizka kepada wartawan.
Luthfi menegaskan bahwa lahan tersebut hanya diperuntukkan bagi akses jalan kaki warga dan tidak diperkenankan untuk aktivitas motor trail. Pihak Tahura telah memasang plang peringatan, namun tampaknya tidak diindahkan oleh para pengendara motor trail.
"Kami tidak pernah memberikan izin untuk event apapun masuk ke situ karena itu betul-betul dilindungi dan haram lah," ujar dia.
Luthfi menyayangkan kejadian ini dan menyatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan pengawasan dengan melibatkan masyarakat setempat dan menambah rambu peringatan di sekitar kawasan konservasi. Selain itu, edukasi kepada masyarakat akan lebih digencarkan.
"Jadi kami sosialisasikan lagi bahwa ketika mereka akan masuk, mereka akan membaca plang bahwa ini adalah lahan konservasi yang tidak boleh dilalui oleh motor khususnya motor yang memang dianggap dapat merusak lahan konservasi ini," tutur Luthfi.
Luthfi menambahkan bahwa beberapa komunitas motor trail yang dikenal telah menjalin kerjasama dengan Tahura untuk membantu melestarikan hutan. Ke depannya, kerjasama ini diharapkan dapat diintensifkan untuk mencegah kembali terulangnya kejadian serupa.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta