“Study tour hari ini cukup menggunakan data-data yang ada di Google, media sosial, tinggal diakses, kita mau apa tinggal buka, seluruh pengetahuan ada disitu, jadi gak musim lagi bikin kegiatan seperti itu,” ujarnya.
Yang keduanya adalah mereka yang tidak punya kemampuan, orang tuanya sudah mengeluarkan banyak biaya untuk sekolah, harus bayar ongkos bis, kemudian juga biaya nginep, biaya jajan, makin bertambah bebannya.
“Kemudian berikutnya adalah standar bus, hari ini banyak sekali bis-bis wisata yang merombak dari bis tua menjadi bia wisata, tampilannya bagus banget, tapi kondisi di dalamnya itu tetap tua, sehingga rawan kecelakaan, rem blong itu menjadi langganan,” bebernya.
Untuk itu, Dedi Mulyadi menilai semua ini merupakan pelajaran penting dan tidak boleh terulang lagi.
“Ini pelajaran penting tidak boleh ada peristiwa serupa lagi, probelemnya cuma satu kita semua lalai,” tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya