BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gedung Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri (IKALUIN) Syarif Hidayatullah Jakarta diresmikan, Minggu (26/5/2024). Ketum Umum IKALUIN Jakarta TB Ace Hasan Syadzily berharap gedung itu bukan hanya jadi wadah silaturahmi, tetapi karier center bagi lulusan UIN Jakarta.
"Gedung yang diresmikan ini bagian dari proses panjang yang dibangun. Eksistensi gedung ini penting sekali bagi alumni UIN Jakarta. Bukan hanya wadah silaturahmi, tetapi juga berfungsi sebagai karier center," kata Kang Ace, sapaan akrab Tubagus Ace Hasan Syadzily.
Kang Ace menyatakan, gedung IKALUIN Jakarta ini seharusnya diresmikan tahun lalu. Namun karena di tahun politik, peresmian dilaksanakan seusai Pemilu 2024. Tujuannya agar gedung tidak digunakan untuk kepentingan politik, PIlpres dan Pileg.
"Sehingga saya menyarankan (peresmian dilaksanakan) setelah pemilu," ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI tersebut.
Pria yang juga menjabat Ketua DPD Partai Golkar ini menuturkan, secara anggaran, pembangunan gedung Alumni UIN Jakarta dibiayai oleh pemerintah yang dialokasikan untuk Kemenag. Karena itu, sebaiknya gedung ini diresmikan oleh Kemenag.
Namun karena Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas tengah mewakili negara menghadiri pemilihan rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) sehingga tidak bisa hadir dan mendelegasikannya ke Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Prof Dr Abu Rokhmad.
"Karena itu, saya atas nama Ketua Alumni UIN Jakarta mohon kiranya Prof Abu Rokhmad mewakili Menteri Agama meresmikan gedung ini," ujar Kang Ace.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Asep Saepudin Jahar mengatakan, penilaian utama perguruan tinggi adalah bagaimana alumni bisa berkontribusi dalam dunia kerja.
"Jadi gedung ini, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Kang Ace yang berinisiasi betul, berupaya, sampai dititipkan anggaran dari Kemenag untuk membangun gedung Alumni UIN Jakarta ini," kata Rektor UIN Syarif Hidayatullah.
Plt Dirjen Pendis Kemenag Prof Abu Rokhmad mengatakan, Kemenag mengikuti kick off meeting bertema Peta Jalan Pendidikan menuju Indonesia Emas 2045 yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Kami (Kemenag) hadir bersama Kemendikbud, sayap kanan dan kiri pengelola pendidikan di Indonesia. Berbicara tentang pendidikan, kita selalu bicara tentang salah satunya adalah mutu, kualitas. Di Komisi VIII DPR sering disampaikan, mutu pendidikan kita dari berbagai sisi masih berada di level harus ditingkatkan," kata Plt Dirjen Pendis Kemenag.
Yang selalu didiskusikan adalah, ujar Prof Abu Rokhmad, kesetaraan dalam perlakuan dan penganggaran. Omong kosong, dua sayap ini, ibarat burung, pendidikan di Indonesia tidak akan terbang tinggi kalau sayap Kemenag dan Kemendikbud tidak sama-sama kuat.
"Untuk menopang tubuh pendidikan nasional kita dibutuhkan sayap yang kuat. Tidak mungkin satu saya saja yang dibutuhkan. Karena hanya satu saya saja, sayap kanan, mungkin bisa terbang, tapi tidak setinggi kalau dua sayap ini sama-sama kuat, sehat, dan mampu mengepak dengan tenaga yang full," ujar Prof Abu.
Tahun ini, tutur Plt Dirjen Pendis, tahun ini, Indonesia memiliki presiden baru. Titipkan secara historis selesaikan diskusi mengapa pendidikan di Indonesia dikelola oleh dua kementerian. Tidak penting mempersoalkan siap dan atapnya apa.
"Tetapi yang terpenting adalah kesetaraan perlakuan, treatment, dan keadilan penganggaran. Selama ini ketiga hal itu berlum pernah dilakukan. Kita coba apakah hipotesis, niatan ini mampu mendongkrak pendidikan kita," tutur dia.
Selama ini, kata Prof Abu, Kemenag hanya mendapatkan anggaran pendidikan sekitar 9 persen dari Rp665 triliun atau 20 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Seusai peresmian gedung IKALUIN Jakarta, acara dilanjutkan dengan IKALUIN Award 2024: Kiprah Alumni untuk Bangsa.
Editor : Ude D Gunadi