BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Direktur Utama Perumda Tirtawening Kota Bandung, Sonny Salimi masuk dalam 10 besar kandidat bakal calon Wali Kota (Cawalkot) Bandung 2024 dari kategori profesional.
Hal ini diketahui berdasarkan hasil survei yang dilakukan Polsight menjelang perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024. Survei tersebut berlangsung pada 20-24 Mei 2024 dengan menghimpun sebanyak 400 responden di 30 Kecamatan di Kota Bandung.
Direktur Eksekutif Polsight, Yusa Djuyandi mengatakan, dalam hal bakal Cawalkot Bandung melalui pertanyaan terbuka, hasil survei menemukan beberapa nama yang sudah santer terdengar, seperti Atalia Praratya, Muhammad Farhan, Siti Muntamah, Erwin, Asep Mulyadi, Edwin Sanjaya, Andri Gunawan dan Sonny Salimi.
“Munculnya nama Sonny Salimi pada pertanyaan terbuka survei ini diluar dugaan, mengingat nama Sonny Salimi tergolong baru muncul sebagai salah satu bakal calon Wali Kota Bandung yang mencalonkan diri melalui Partai Gerindra, berbeda dengan bakal calon lain yang sudah bersosialisasi jauh-jauh hari,” kata Yusa dalam keterangannya, Senin (3/6/2024).
Yusa mengatakan, terdapat tiga profesi atau latar belakang yang dipandang pantas masyarakat untuk memimpin Kota Bandung kedepan. Mulai dari tokoh agama, politisi, hingga akademisi dan profesional.
“26,50% responden memandang bahwa tokoh agama yang sebaiknya menjadi Wali Kota Bandung berikutnya, 26,25% beranggapan bahwa politisi yang sebaiknya menjadi Wali Kota Bandung selanjutnya, dan lebih menarik lagi 25,00% beranggapan bahwa akademisi dan profesional yang pantas menjadi Wali Kota Bandung selanjutnya,” tuturnya.
Selain itu, Polsight juga membahas dua isu utama, yaitu permasalahan di Kota Bandung dan Pilkada Kota Bandung. Berkaitan dengan permasalahan di Kota Bandung, hasil survei menunjukkan bahwa masalah ekonomi menjadi isu utama yang harus dibereskan.
“Sebanyak 24,50% responden menginginkan Wali Kota Bandung berikutnya dapat memperbanyak lapangan pekerjaan, dan 22,25% responden menginginkan Wali Kota Bandung ke depannya dapat menurunkan harga kebutuhan pokok di Kota Bandung. Selaras dengan dua permasalahan tersebut, 14,25% responden mengharapkan Kota Bandung bebas dari kemiskinan,” bebernya.
Menurutnya, ketiga permasalahan tersebut menggambarkan isu prioritas di Kota Bandung, masalah pengangguran dan akses terhadap kebutuhan pokok yang terjangkau menjadi perhatian utama masyarakat Kota Bandung.
Di sisi lain, masyarakat Kota Bandung juga ingin memiliki pemimpin dari Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Partai Gerindra dan PKS masih menjadi partai yang paling diinginkan oleh masyarakat untuk memimpin Kota Bandung,” ujarnya.
Selanjutnya, pada simulasi tertutup calon Wali Kota Bandung, hasil survei menunjukan elektabilitas M. Farhan mendapat persentase paling tinggi yakni sebesar 29,00%, diikuti Siti Muntamah 14,25%, Erwin 13,50%, Edwin Senjaya 7,25%, Asep Mulyadi 7,25%, Sonny Salimi 4,50%, Dandan Riza Wardana 4,00% dan Arfi Rafnialdi 1,50% sementara 18,75% masyarakat belum mempunyai pilihan calon wali kota.
“Dalam simulasi tertutup kali ini kami tidak mencantumkan nama Atalia Praratya karena belum ada kejelasan apakah beliau akan maju atau tidak,” jelasnya.
Yusa memprediksi, perubahan pilihan masih tinggi, hal ini ditunjukkan dengan angka 71,25% responden mungkin mengubah pilihan.
"Artinya perhelatan pemilihan Wali Kota Bandung masih sangat dinamis dan sangat terbuka bagi semua calon yang akan maju,” ungkapnya.
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Padjadjaran (Unpad), Mudiyati Rahmatunnisa menganggap kemunculan nama Sonny Salimi pada survei ini dinilai wajar karena beliau sudah lama menjabat sebagai Direktur Utama Perumda Tirtawening melewati 3 masa kepemimpinan Wali Kota Bandung yang berbeda.
“Mungkin sosok seperti beliau lah yang akan membuat kontestasi Pilkada Kota Bandung 2024 ini menjadi menarik karena berdasarkan hasil survei ini kalangan profesional mendapat angka penerimaan yang cukup tinggi di masyarakat untuk memimpin Kota Bandung,” katanya.
Menurutnya, isu-isu ini sangat relevan di Kota Bandung, masalah pengangguran, bonus demografi, dan akses terhadap kebutuhan pokok terjangkau harus menjadi concern Walikota Bandung selanjutnya.
“Kota Bandung harus segera berbenah tidak hanya soal ekonomi, namun pemerintahan selanjutnya secara simultan harus bisa memperbaiki manajemen transportasi dan lingkungan,” tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah