get app
inews
Aa Text
Read Next : Program JFLS Dibatalkan, Untung: Harus Evaluasi Menyeluruh dan Hak Mahasiswa Miskin Tak Boleh Hilang

DPRD Jabar Gelar Seminar dan Lomba Peringati Hari Lahir Pancasila, Catat Tanggalnya

Selasa, 18 Juni 2024 | 14:33 WIB
header img
DPRD Jabar Gelar Seminar dan Lomba Peringati Hari Lahir Pancasila. (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat menggelar kegiatan bertajuk Parlemen Mengabdi untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat seminar bertemakan 'Pancasila untuk Dunia' yang akan diselenggarakan pada Jumat (21/6/2024) di Gedung Merdeka, Kota Bandung.

Tak hanya itu, lomba artikel dengan tema "Pancasila atau Bung Karno" bagi dosen dan mahasiswa pasca sarjanana (S2, S3), lomba Content Creator tema "Pancasila" untuk siswa SMA, dan lomba Vlog konsep Live Report tema “Pancasila atau Bung Karno” untuk mahasiswa dan perguruan tinggi juga turut memeriahkan rangkaian acara.

Ketua Komisi I DPRD Jabar, Bedi Budiman didapuk menjadi salah satu pemateri dalam seminar tersebut. Bedi akan memberikan materi mengenai Geopolitik di Era Presiden Soekarno.

Kemudian, Penulis Buku berjudul Soekarno Menggenggam Dunia, Yudi Latif akan memberikan materi tentang nilai-nilai Universal Pancasila.

Sedangkan, Head of Foreign Affairs Republic of Indonesia, Yayan G.H. Mulyana akan menyampaikan materi terkait Implementasi Pancasila dalam Penerapan Strategi Politik Luar Negeri Indonesia.

Bedi mengatakan, Ir. Soekarno atau yang lebih akrab disebut dengan Bung Karno menjadi tokoh sentral dalam perjuangan Indonesia. Tak hanya itu, Bung Karno berperan penting dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara.

"Bung Karno adalah penggagas utama dari Pancasila," ucap Bedi, Selasa (18/6/2024).

Bedi mengungkapkan, pada sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei hingga 1 Juni tahun 1945, Bung Karno mengemukakan konsep dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip yang kemudian dikenal sebagai Pancasila.

Ketika itu, Bung Karno merumuskan Pancasila berdasarkan pemikiran filosofis yang mendalam tentang kebangsaan, kemanusiaan, dan keadilan sosial.

"Bung Karno menginginkan dasar negara yang mampu mempersatukan berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya di Indonesia," jelasnya.

Menurutnya, Pancasila yang diyakini oleh Bung Karno mencerminkan nilai-nilai luhur seperti, ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial.

"Nilai-nilai ini dianggap esensial untuk membangun bangsa yang kuat dan bersatu," ujarnya.

Bedi menilai, Bung Karno sebagai Presiden pertama Indonesia senantiasa mengimplementasikan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bahkan, Bung Karno mempromosikan Pancasila melalui pidatonya yang berjudul “to build the world a new” di sidang umum PBB tanggal 30 sept 1960.

Padahal kondisi saat itu konflik ideologis sedang melanda dunia tetapi Bedi yakin Pancasila berhasil mempersatukan bangsa indonsesia yang memiliki keragaman etnis, suku bangsa, dan agama.

"Bung Karno menawarkan Pancasila sebagai ideologi tengah yang mengakomodasi kedua ideologi yang sedang bertikai (era perang dingin)," katanya.

Politisi PDI P ini menyebutkan, Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia, pengaruh Bung Karno dalam merumuskan, serta mempromosikan Pancasila terus dihormati dan diakui.

"Pemikiran dan semangatnya masih relevan dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi berikutnya," imbuhnya.

Bedi mengatakan,, perjuangan dan pemikiran Bung Karno tidak hanya memberikan dasar filosofis bagi bangsa Indonesia. Namun, pemikiran Sang Proklamator menjadi warisan yang terus hidup dalam bentuk Pancasila yang menjadi landasan dalam membangun negara yang adil, makmur, dan bersatu.

Dia menambahkan, Pancasila bisa berguna untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi antarbangsa. Kemudian, menguatkan solidaritas global dan memajukan demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), serta memperkuat ekonomi yang berkeadilan.

Dalam hal mempromosikan perdamaian dan toleransi antarbangsa, Pancasila bisa menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan serta keadilan sosial untuk mendorong perdamaian dan mengurangi konflik antar negara.

Lalu, mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan budaya, agama, dan ras untuk menciptakan harmoni global.

Sedangkan, terkait penguatan solidaritas global, Pancasila diyakini bisa mendorong kerja sama internasional untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial.

"Bisa juga untuk membina semangat gotong royong dan saling membantu antara negara-negara untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," terangnya.

Bedi menyebut, dalam hal memajukan demokrasi dan HAM, Pancasila mampu mengadvokasi nilai-nilai demokrasi yang menjamin partisipasi aktif masyarakat dalam pemerintahan dan pengambilan keputusan.

"Pancasila bisa menyuarakan pentingnya penghormatan terhadap hak asasi manusia di seluruh dunia," sebutnya.

Selain itu, dalam hal penguatan ekonomi yang berkeadilan, Pancasila bisa menjadi medium untuk mempromosikan sistem ekonomi yang berlandaskan keadilan sosial dan kesejahteraan bersama serta mengurangi kesenjangan ekonomi antar negara.

"Mendorong praktik bisnis yang beretika dan bertanggung jawab sosial," ucapnya.

Lebih lanjut, Bedi mengatakan, saat ini dibutuhkan penguatan di ranah pendidikan. Menurutnya, Pancasila harus terus dikembangkan melalui silabus dan motede pembelajaran.

Oleh karena itu, para pendidik perlu berinovasi untuk menyampaikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) agar mudah dimengerti oleh peserta didik.

"Pendidik bisa menjadi penutur naskah Pancasila yang baik. Itu bisa direalisasikan dengan aktivitas kekinian seperti sosio drama dan kegiatan luar ruangan," katanya.

Meski demikian, Bedi meyakini seluruh lapisan masyarakat Indonesia sudah hafal sila pertama hingga lima dalam Pancasila.

Namun, pengalaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegera harus diimplementasikan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

"Jadi Pancasila itu tidak hanya dihafalkan melainkan dihayati dan diamalkan," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut