BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Rendi Rohman, pegiat lingkungan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, berharap bahaya hoaks atau berita bohong tersosialisasi sampai ke akar rumput agar Pilkada Serentak 2024 aman dan damai.
Dia berharap masyarakat tidak termakan hoaks saat Pilkada Serentak 2024 berlangsung pada November 2024.
Pernyataan itu disampian Rendi karena tidak dapat dipungkiri, penyebaran hoaks menjelang pesta demokrasi, termasuk pilkada, selalu ada.
Rendi resah terhadap dampak hoaks menjelang pilkada yang dikhawatirkan dapat memecah belah masyarakat.
"Saya mengajak masyarakat lebih bijak dalam menanggapi segala informasi yang didapat, terlebih dari media sosial yang belum jelas kebenarannya," kata Rendi yang aktif dalam kegiatan lingkungan di bidang edukasi sampah ini, Rabu (26/6/2024).
Bukan hanya kepada masyarakat, Rendi juga meminta pemerintah lebih masif menyosialisasikan bahaya hoaks sampai ke akar rumput, masyarakat menengah ke bawah.
"Masyarakat harus paham bahaya hoaks seperti apa. Sebab, masyarakat menengah ke bawah, kebanyakan menelan mentah-mentah informasi yang didapat," ujar Rendi.
Rendi menilai, masyarakat di perkampungan tak sempat mengkroscek info di media sosial. "Masyarakat di desa misalnya, boro-boro kroscek, yang ada juga langsung di-share lagi di grup pesan singkat..Nah ini yang harus disosialisasikan secara masif bahwa masyarakat harus belajar dan lebih bijak menanggapi hal itu, " tutur dia.
Pemerintah, kata Rendi, harus hadir ke kalangan masyarakat bawah terkait bahaya hoaks atau ancaman hukuman jika menyebarluaskan berita bohong terlebih di media sosial.
"Masyarakat perlu pemahaman lebih. Di sini lah peran pemerintah yang harus hadir untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dampak dari berita bohong dan ancaman hukuman bagi yang menyebarluaskan hal tersebut. Karena selama ini masyarakat menengah ke bawah belum tahu. Itu lah realitanya," ucap dia.
Dia menyatakan, sosialisasi bahaya hoaks diharapkan bisa mencegah konflik di masyarakat pada saat pilkada.
Sehingga, masyarakat bisa menentukan pilihan dengan tenang, aman dan damai. Muaranya, pilkada melahirkan pemimpin-pemimpim daerah berkompeten.
"Hoaks itu bisa mengadu domba hingga lahir kekisruhan. Nah ini yang harus diantisipasi. Kalau masyarakat bisa memilah informasi, perselisihan akan semakin menurun dan pesta demokrasi bisa berjalan aman, damai dan lancar," ujar dia.
"Pemimpin yang dihasilkan dari pesta demokrasi damai, berkualitas. Bukan dari penggiringan opini yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," tutur Rendi.
Editor : Ude D Gunadi