Hantu-hantu berwujud seram itu ada yang nangkring di pohon, bergelantungan di tiang listrik, muncul secara tiba-tiba, dan lain-lain. Hebatnya, para pemilik rumah di gang itu rela memadamkan lampu demi menambah kuat suasana horor kampung hantu.
Ketua Karang Tauna RW 06 Adi Santoso mengatakan, kegiatan ini merupakan ide para pemuda untuk menggalang dana 17-an. Sebab, Pemkot Bandung melarang para pemuda menggalang dana 17-an di jalan.
Ide para pemuda mengubah gang sempit menjadi kampung hantu mendapat dukungan masyarakat setempat termasuk Lurah Cicadas Tjakra Irawan. Semua pemuda di RW 06 ikut andil memeriahkan kampung hantu.
"Dana yang terkumpul nanti untuk membiayai perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI. Insya Allah positif dan hasilnya bisa berguna bagi masyarakat," kata Adi, Kamis (1/8/2024) malam.
Septian Nugraha, penanggung jawab acara kampung hantu, mengatakan, sebanyak 11 orang mengenakan kostum hantu. "Kampung hantu digelar selama tiga hari, mulai pukul tujuh (19.00) sampai sembilan (21.00). Tapi malam minggu (Sabtu malam) sampai jam sepuluh (22.00 WIB)," kata Septian.
Lurah Cicadas Tjakra Irawan mengatakan, "kampung hantu" di RW 06 Kelurahan Cicadas ini yang pertama di Kota Bandung. Penyelenggaraan "kampung hantu" untuk menggalang dana 17 Agustusan menunjukkan pemuda di RW 06 Kelurahan Cicadas mengembangkan ekonomi kreatif.
Editor : Ude D Gunadi