get app
inews
Aa Text
Read Next : KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada ke 30 Kecamatan di Kota Bandung

Tekan Kasus Demam Berdarah, Takeda Ajak Masyarakat Bandung Vaksin DBD

Sabtu, 07 September 2024 | 19:35 WIB
header img
Acara “Langkah Bersama Cegah DBD” di Mall Paskal, Kota Bandung. (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - PT Takeda Innovative Medicines mengingatkan, demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit berbahaya dan mengancam jiwa jika tidak segera ditangani. Kasus DBD yang terlambat mendapatkan perawatan bisa menyebabkan kematian.

Begitu disampaikan Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht dalam acara “Langkah Bersama Cegah DBD” yang berlangsung di Mall Paskal, Kota Bandung, Sabtu (7/9/2024).

"DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa yang dapat menjangkit siapa saja. Di Indonesia, semua orang berisiko terkena DBD sepanjang tahun, terlepas dari di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup mereka," ucap Andreas.

Andreas mengatakan, orang yang paling rentan terinfeksi DBD ini adalah anak sekolah hingga orang dewasa yang bekerja.

"Dan yang memprihatinkan, DBD menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak-anak," ujarnya.

Melalui kegiatan ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ ini, kata Andreas, dirinya mengajak semua pihak untuk menjadi lebih proaktif dan bersatu dalam memerangi DBD.

“Di Takeda kami berkomitmen untuk menjadi mitra jangka panjang bagi pemerintah, tenaga kesehatan, swasta, serta para pemangku kepentingan lainnya, dalam melawan DBD di Indonesia, baik melalui pencegahan inovatif kami maupun lebih dari itu," katanya.

Andreas meyakini, melalui sinergi yang kuat antara pihak swasta, pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, sekolah, dan masyarakat setempat dapat membuat perubahan.

"Bersama kita akan mampu menjadikan DBD bukan lagi penyakit yang menakutkan, dan menciptakan Kota Bandung bebas DBD dengan menjaga implementasi 3M Plus serta mempertimbangkan metode perlindungan lain yang inovatif," paparnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kumulatif kasus DBD di Indonesia sampai dengan minggu ke-33 tahun 2024 adalah sebanyak 181.079 kasus dengan 1.079 kematian.

Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan jumlah keseluruhan kasus sepanjang tahun 2023 yang mencapai 44.438 kasus DBD dengan 322 kematian.

Andreas menyebut, Kota Bandung sendiri mencatatkan jumlah kasus DBD tertinggi pada periode yang sama dengan 46.594 kasus dan 281 kematian. Atas dasar itulah kegiatan ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ diselenggarakan di Kota Bandung.

"Bandung menjadi kota ketiga setelah Surabaya dan Jakarta, sebagai bagian dari upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya melakukan pencegahan DBD," imbuhnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, Vini Adiani Dewi mengatakan, pihaknya terus menghadapi tantangan serius dalam mencegah dan mengendalikan DBD di Jabar.

"Setiap tahun, banyak warga terkena dampak penyakit ini, terutama di daerah-daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi," ucap Vini.

Vini mencatat, hingga awal September ada 47.525 kasus DBD di Jabar dengan 286 kematian.

"Kami berupaya maksimal melalui program pengendalian vektor dan peningkatan kesadaran masyarakat. Namun, pencegahan DBD bukan hanya tugas pemerintah, ini adalah tanggung jawab kita bersama," ungkapnya.

Melalui kolaborasi dengan pemerintah pusat, kata Vini, pihaknya berkomitmen menurunkan angka kasus dan kematian akibat DBD di Jabar. Salah satu strateginya mencakup pendekatan terpadu yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. 

"Untuk itu kami mengajak seluruh warga Jawa Barat turut aktif dalam pencegahan DBD melalui praktik 3M Plus dan memanfaatkan inovasi vaksin DBD demi kesehatan dan keselamatan bersama," ajaknya.

Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, Anas Ma'ruf mengungkapkan, Indonesia menghadapi beban yang signifikan yang disebabkan oleh DBD, dengan ribuan kasus yang dilaporkan setiap tahun.

Pihaknya pun telah menyusun strategi nasional yang komprehensif untuk memerangi penyakit ini, dengan fokus pada penguatan sistem surveilans, pengendalian vektor, dan pemberdayaan masyarakat.

"Melalui Strategi Nasional Pengelolaan Dengue 2021-2025, kami menetapkan target menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD secara berkelanjutan. Perlindungan menyeluruh sangat penting, mengingat risiko DBD yang mengancam semua orang tanpa terkecuali," jelasnya.

Anas menyebut, kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD menjadi bagian terintegrasi dari upaya ini, memberikan edukasi dan solusi preventif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. 

"Dengan kerja sama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dari DBD," ucapnya.

Sementara itu, dokter spesialis anak, Buti A. Azhali memandang, saat ini masih banyak miskonsepsi seputar DBD yang beredar di masyarakat.

"Sebagian orang yang pernah terinfeksi DBD beranggapan bahwa mereka sudah kebal. Tidak akan terinfeksi lagi. Padahal, karena adanya 4 serotipe virus dengue, infeksi DBD bisa berulang, bahkan berisiko lebih parah," jelasnya.

Oleh karena itu, kata Buti, memastikan perlindungan yang lebih baik melalui langkah-langkah pencegahan yang tepat sangatlah penting, salah satunya melalui metode vaksinasi. 

"Saat ini vaksin DBD yang tersedia dapat diberikan kepada kelompok usia 6-45 tahun dan telah direkomendasikan penggunaannya oleh beberapa asosiasi medis, termasuk oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bagi anak usia 6-18 tahun, dan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bagi usia 19-45 tahun," tuturnya.

Namun demikian, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan.

"Terkait dengan pemberian vaksin secara bersamaan dengan vaksin lain, tentunya masyarakat perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter tentang hal tersebut," imbuhnya.

Perasaan senang dan pikiran yang tenang pun dirasakan oleh kapten Persib Bandung, Marc Klok yang telah menerima vaksin DBD.

"Sekarang saya merasa tenang, memiliki peace of mind, karena telah mendapatkan perlindungan yang optimal dari DBD," ucap Marc Klok.

Untuk itu, Marc Klok pun mengajak masyarakat untuk ambil bagian dalam pencegahan DBD ini.

"Tunggu apa lagi, ayo mengambil langkah yang sama, agar mendapatkan perlindungan bagi diri sendiri dan keluarga dari ancaman DBD," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut