JAKARTA, iNewsBandungRaya.id - Pertamina melalui Pertamina Foundation menyelenggarakan kompetisi inovasi teknologi dan energi, PFsains, sebagai upaya hilirisasi hasil inovasi akademisi, praktisi, dan mahasiswa yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri.
Pada 2024, terpilih 11 pemenang kategori Implementation yang meraih total pendanaan Rp2 miliar dan 5 pemenang kategori Ideation dengan total pendanaan Rp70 juta.
Selain pendanaan inovasi, para inovator juga akan memperoleh fasilitas mentoring 1-on-1 dengan ekspertis untuk pematangan inovasi dan market validation.
Kompetisi yang diluncurkan pada 26 Maret lalu di Institut Teknologi Kalimantan ini telah menarik perhatian 753 inovator. Mereka melewati berbagai tahapan seleksi, mulai dari pitching, in-depth interview, dan final interview.
Rangkaian capacity building juga diberikan peserta seperti membahas pembuatan pitch deck yang menarik bagi investor, komersialisasi inovasi hingga cara membangun jejaring untuk pengembangan inovasi.
Terdapat beberapa indikator penilaian dalam kompetisi ini, antara lain keterkaitan dengan poin-poin sustainable development goals (SDGs), novelty, keberlanjutan, cara kerja dan keamanan prototipe, serta solusi yang ditawarkan terhadap permasalahan atau tantangan di masyarakat maupun industri.
Perbedaan kategori ideation dan implementation adalah dari tingkat kematangan inovasi dan prototipe. Ideation merupakan kategori riset dan sudah berupa laporan hasil, namun belum siap diimplementasikan dalam waktu dekat dengan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) pada level 1-4. Sementara, implementation sudah siap diimplementasikan dan memiliki pilot project dengan TKT level 5-9.
Salah satu pemenang kategori Ideation berasal dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Mereka mengembangkan kajian untuk memanfaatkan limbah TKKS sebagai sumber bahan baku untuk baterai ramah lingkungan.
Teknologi ini dinamakan Palm Oil Waste Battery (POWER), di mana limbah TKKS yang memiliki kandungan karbon tinggi dijadikan pengganti elektroda pada komponen bio-baterai.
Ada juga dari Universitas Pancasila yang mengembangkan kajian pemrosesan maggot BSF menjadi minyak maggot yang kemudian diolah sebagai sumber biodiesel.
Sementara dari kategori Implementation, dua inovasi yang menarik perhatian juri adalah inovasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Peserta dari BRIN mengembangkan mesin pirolisis fastpol G.5 untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar dan sudah teruji di laboratorium serta telah diimplementasikan untuk kendaraan.
Sementara dari ITS muncul inovasi pengembangan teknologi Mixed Matrix Membrane (MMM) dengan filler graphene untuk pemurnian pada industri biogas Palm Oil Mill Effluent (POME) sebagai solusi berkelanjutan limbah industri kelapa sawit.
Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S Asngari mengapresiasi antusiasme masyarakat terhadap program PFsains. Harapannya, kompetisi PFsains mampu mendorong lebih banyak inovator yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan industri demi pembangunan negeri.
“PFsains berhasil menarik ratusan inovator dari kalangan akademisi, praktisi hingga mahasiswa, bukti bahwa negeri ini memiliki banyak inovator yang membutuhkan wadah serta fasilitas untuk mengembangkan inovasinya," kata Presiden Direktur Pertamina Foundation, Kamis (19/9/2024).
"Untuk itu, PFsains hadir sekaligus ini menjadi bentuk komitmen Pertamina melalui Pertamina Foundation mendukung pembangunan negeri. Saya berharap, apa yang diberikan oleh PFsains kepada para pemenang, bisa membawa kebermanfaatan yang berkelanjutan,” ujar Agus.
Kompetisi PFsains, tutur Presdir Pertamina Foundation, sejalan dengan sustainable development goals (SDGs) serta target pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Informasi selengkapnya mengenai pemenang kompetisi inovasi Teknologi dan Energi PFsains tahun 2024 dapat dilihat melalui laman resmi pertaminafoundation.org dan media sosial Pertamina Foundation.
Editor : Ude D Gunadi