get app
inews
Aa Text
Read Next : Memilih Pemimpin, Belajar dari Pancaniti

Big Ekuinok

Sabtu, 02 November 2024 | 20:58 WIB
header img
Big Ekuinok. (FOTO: ILUSTRASI)

sebuah cerpen

oleh: Saep Lukman

Di tahun 2450, bahasa dan komunikasi telah mencapai puncak yang sebelumnya hanya dicapai dalam fiksi ilmiah. Namun, di balik gemerlap neon dan jaringan sibernetik, ada pertanyaan mendasar yang belum terjawab: Apa esensi komunikasi manusia? Di pusat pertanyaan inilah Profesor Maryam Oei, seorang filsuf terkemuka dan ahli neuro-linguistik, berdiri. Dia bukan hanya ilmuwan biasa; dia adalah penjaga api pengetahuan yang berani menyentuh sisi paling abstrak dari keberadaan manusia.

Proyek yang dikenal sebagai “Big Ekuinok” dimulai dengan langkah berani: kelahiran sepuluh bayi tabung yang dirancang dari kode genetika paling murni, diprogram untuk bebas dari warisan linguistik mana pun. Mereka ditempatkan di dalam sebuah fasilitas ultra-modern di Antartika—kawasan steril dan tertutup, dikelilingi oleh kubah transparan yang berkilau dengan panel surya berlapis nanosensor. Di sinilah Mariam memulai pengamatan terhadap kebangkitan bahasa yang tidak pernah diketahui sebelumnya.

Ruang Hampa Kata

Fasilitas itu, dikenal dengan sebutan Nukleus, adalah puncak teknologi bio-komputerisasi. Di bawah setiap lantai dan dinding, tersembunyi jaringan sinaptik buatan yang terhubung ke Neuro Corpus, superkomputer paling canggih yang ada pada abad itu. Neuro Corpus tidak hanya merekam perkembangan motorik dan mental bayi-bayi itu, tetapi juga melakukan simulasi dinamis dari setiap jalur saraf otak mereka, memetakan pikiran seperti peta konstelasi.

Editor : Ude D Gunadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut