“Lee Kuan Yew tidak hanya memimpin dengan logika, tetapi juga dengan hati. Beliau bahkan menitikan air mata melihat kondisi negaranya, dan itu menjadi dorongan untuk bekerja di atas rata-rata. Kita perlu belajar dari itu,” tambahnya.
Selain itu, Herman mengungkapkan bahwa dinamika politik lima tahunan di Indonesia sering kali mengguncang stabilitas birokrasi.
Padahal, birokrasi seharusnya tetap berjalan stabil dan konsisten dalam memberikan pelayanan publik, terlepas dari pergantian kepemimpinan.
“The show must go on. Kita harus memastikan pelayanan publik tetap optimal meskipun terjadi perubahan politik,” kata Herman.
Herman juga mengajak para pejabat daerah untuk mengevaluasi sejauh mana kinerja mereka telah berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Editor : Zhafran Pramoedya