Fiersa Besari Buka Suara soal Tragedi Carstensz Pyramid

Kondisi Evakuasi dan Cuaca Buruk
Fiersa menjelaskan bahwa dirinya bersama rekannya, Furky Syahroni, baru tiba kembali di Timika, Papua Tengah, pada Senin (3/3/2025).
Mereka sempat tertahan di Lembah Kuning akibat cuaca buruk yang menghambat penerbangan helikopter, satu-satunya akses resmi ke lokasi pendakian saat ini.
"Kondisi kami Alhamdulillah stabil," ungkapnya.
Terkait kronologi insiden yang menewaskan dua pendaki, Fiersa tidak memberikan detail lebih lanjut. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya berada dalam tim berbeda dengan Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono.
“Saya tergabung dalam tim yang terdiri dari tiga orang. Sementara Bu Lilie dan Bu Elsa tergabung dalam tim yang terdiri dari empat orang (beda tour operator). Kami ditemani para guide. Selain kami dan tamu-tamu WNA, hari itu (28 Februari 2025) ada juga tamu dari pihak Balai Taman Nasional yang turut mendaki," paparnya.
Proses Evakuasi Tim Pendaki
Sebelumnya, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memastikan bahwa 13 pendaki yang terjebak di Carstensz Pyramid berhasil dievakuasi dengan selamat, termasuk Fiersa Besari dan tiga warga negara asing (WNA) asal Turki dan Rusia.
Diketahui, tim pendaki mengirimkan permintaan evakuasi pada Minggu dini hari pukul 00.46 WIT setelah beberapa anggota tim mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian saat turun dari puncak. Insiden ini terjadi sebelum mereka melintasi lintasan jembatan tali (tyrolean).
Proses evakuasi melibatkan tim gabungan dari TNI AD, TNI AL, Brimob, Polsek Tembagapura, serta petugas PT Freeport Indonesia.
Editor : Zhafran Pramoedya