Catat, Ini Amal Ibadah dan Adab dalam Menyambut Idul Fitri

Dianjurkan Berangkat dengan Berjalan Kaki dan Pulang Melalui Jalan Lain
Rasulullah SAW juga mengajarkan adab untuk berangkat ke tempat salat ‘Id dengan berjalan kaki dan pulang melalui jalan yang berbeda:
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي رَافِعِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْتِي الْعِيدَ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ فِي غَيْرِ الطَّرِيقِ الَّذِي ابْتَدَأَ فِيهِ. رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه)
“Diriwayatkan dari Muhammad bin Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi SAW mendatangi salat ‘Id dengan berjalan kaki dan beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi.” (HR. Ibnu Majah).
Pelaksanaan Salat Idul Fitri Dihadiri oleh Semua Umat Islam
Idul Fitri adalah hari besar yang penuh berkah dan kegembiraan, sehingga salatnya dihadiri oleh seluruh lapisan umat Islam, tua, muda, laki-laki, perempuan, bahkan anak-anak.
Bahkan, perempuan yang sedang haid pun dianjurkan hadir untuk menyaksikan kebaikan dan mendengarkan khutbah, meskipun tidak ikut salat:
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ الأَنْصَارِيَّةِ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا أَنْ تُخْرِجَ الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الْمُصَلَّى وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَالدَّعْوَةَ مَعَ الْمُسْلِمِينَ. رَوَاهُ أَحْمَدُ)
“Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyah al-Anshariyah, ia berkata: Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menyertakan gadis remaja, wanita yang sedang haid, dan wanita pingitan. Adapun wanita yang sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya dan dakwah yang disampaikan khatib bersama kaum muslimin.” (HR. Ahmad).
Editor : Agung Bakti Sarasa