Viral Oknum Sopir Taksi Online Diduga Lecehkan Penumpang Wanita di Bandung

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Sebuah video yang merekam dugaan tindakan pelecehan seksual yang dialami seorang penumpang wanita oleh oknum sopir taksi online di Bandung viral dan menggemparkan media sosial. Insiden ini terjadi saat korban memesan layanan transportasi daring dari kawasan Manglayang menuju Komplek Bromeos.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari unggahan akun Instagram @info_cileunyi pada Selasa (13/5/2025), korban membagikan kronologi kejadian yang membuatnya trauma. Sekitar pukul 17.00 WIB, pengemudi taksi online yang menjemput memberitahukan kepada korban dan temannya bahwa pintu belakang mobilnya rusak.
"Jadi kita berdua penumpang perempuan langsung disuruh duduk di kursi depan," ungkap korban.
Kecurigaan korban sudah muncul sejak awal permintaan untuk duduk di depan. "Dari awal sudah curiga kenapa duduk di depan," lanjutnya.
Awalnya, perjalanan terasa biasa saja. Namun, ketidaknyamanan mulai dirasakan korban saat pengemudi memasangkan sabuk pengaman yang hampir menyentuh bagian sensitif tubuhnya. "Tiba-tiba sopir pasangin safety belt sampe hampir pegang bagian dada korban," tuturnya.
Situasi semakin memburuk ketika pengemudi diduga melakukan tindakan pelecehan yang lebih jauh. "Makin lama sopir megang-megang bagian paha, saya kira mau oper gigi susah ternyata malah ngerba-rba bagian paha," jelas korban. Kesigapan teman korban yang merekam momen tersebut kini menjadi bukti yang viral di media sosial.
Selain tindakan fisik, pelaku juga melontarkan perkataan yang membuat korban merasa tidak aman. Setelah mengetahui korban masih duduk di bangku kelas 7, pelaku mengeluarkan kalimat bernada merendahkan, "Berarti udah pengalaman ya." Korban memilih untuk tidak menjawab, namun pelaku kembali bertanya sambil tertawa kecil, "Atau masih belum?"
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian maupun perusahaan penyedia layanan taksi online terkait insiden yang meresahkan ini. Namun, video rekaman dan cerita korban telah menyebar luas di berbagai platform media sosial, memicu kemarahan dan keprihatinan dari warganet.
Editor : Agung Bakti Sarasa