get app
inews
Aa Text
Read Next : Miris! Pengurus Pesantren di Soreang Diduga Cabuli 8 Santriwati, Tiga Korban Sampai Disetubuhi

Emosi Warga Memuncak, Material Ponpes Dibakar Usai Pimpinan Diduga Cabuli Santriwati

Minggu, 18 Mei 2025 | 18:30 WIB
header img
Kasus pelecehan santri terbongkar, warga geruduk hingga bakar material di Pondok Pesantren Santri Sinatria yang berlokasi di Kampung Gunung Aseupan, Desa Karamatmulya, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Foto: Instagram @infokabupatenbandung.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Aksi massa terjadi di Pondok Pesantren Santri Sinatria yang berlokasi di Kampung Gunung Aseupan, Desa Karamatmulya, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (17/5/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.

Sejumlah warga mendatangi kompleks pesantren sebagai bentuk protes atas dugaan pencabulan yang melibatkan pimpinan pondok tersebut.

Dalam video yang tersebar, massa membakar beberapa bagian material bangunan, seperti pagar bambu dan tumpukan kayu, meskipun bangunan utama pesantren berhasil diselamatkan dari aksi anarkis.

Kapolsek Soreang, Kompol Oeng Hoeruman, mengatakan bahwa aparat kepolisian segera diterjunkan ke lokasi begitu menerima laporan, guna mencegah situasi makin memburuk.

"Kami bergerak cepat ke lokasi dan langsung mengamankan area. Warga kami imbau untuk tidak melakukan tindakan melawan hukum," ujar Kompol Oeng, dikutip dari akun Instagram @infokabupatenbandung, Minggu (18/5/2025).

Ia memastikan tidak ada kerusakan signifikan pada fasilitas inti pesantren. Petugas juga menjaga agar keberadaan pengurus dan para santri di dalam ponpes tetap aman.

“Yang terbakar hanya pagar bambu yang memang sudah rusak dan beberapa kayu. Beruntung aksi massa bisa dikendalikan sebelum bangunan lainnya jadi sasaran,” jelasnya.

Kompol Oeng menambahkan bahwa pelaku utama dugaan pencabulan yang menjadi pemicu kemarahan warga sudah ditangkap, sehingga diharapkan ketegangan di lingkungan sekitar dapat segera mereda.

Sebelumnya diketahui, pimpinan ponpes berinisial RR dilaporkan ke pihak berwajib atas dugaan pencabulan terhadap sedikitnya lima santriwati berusia 14–19 tahun. Aksi bejat itu disebut berlangsung sejak 2023 dan dilakukan secara berulang di beberapa tempat seperti asrama, rumah pribadi pelaku, hingga saung dalam kompleks pesantren.

Modus yang digunakan pelaku disebut melibatkan manipulasi ajaran agama, di mana RR memelintir kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir untuk membenarkan tindakannya dan membungkam para korban.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut