Tebing Keraton: Destinasi Alam Bandung yang Menyimpan Aura Mistis

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Bandung tak pernah kehabisan pesona alam, dan salah satu tempat yang terus mencuri perhatian adalah Tebing Keraton. Terletak di kawasan Dago atas, tempat ini dikenal sebagai spot favorit para pemburu sunrise. Namun, di balik keindahannya yang memukau, tersimpan cerita-cerita misterius yang membuatnya berbeda dari destinasi wisata biasa.
Tebing Keraton tidak hanya memanjakan mata dengan pemandangan hutan lebat dan lembah berkabut. Menurut cerita warga setempat, area ini juga diyakini memiliki energi spiritual yang kuat. Ada satu titik tertentu di sekitar tebing yang disebut sebagai “sudut terlarang”, konon menjadi gerbang antara dunia manusia dan alam lain.
Juru kunci yang menjaga kawasan ini sering kali menerima laporan dari pengunjung tentang kamera yang tiba-tiba mati, sinyal ponsel hilang, hingga perasaan tidak nyaman ketika melintasi area tertentu—meski tidak ada gangguan teknis yang jelas.
Saat senja tiba, beberapa pendaki mengaku pernah melihat bayangan tinggi melintas cepat di sela pepohonan. Penampakan itu hanya terlihat sekilas, namun cukup membuat merinding.
Di malam hari, suara-suara aneh sering terdengar dari arah tebing. Ada yang melaporkan suara langkah kaki di atas dedaunan, padahal suasana saat itu sepi. Tak sedikit pula yang mendengar isak tangis perempuan dari kejauhan, yang langsung menghilang ketika didekati.
Cerita dari para wisatawan tak kalah menarik. Salah satunya adalah seorang pengunjung yang mengalami mimpi buruk berulang selama seminggu setelah mengambil foto di area angker. Lainnya merasa waktu berjalan lambat saat berada di lokasi tertentu, dan jam tangan mereka menunjukkan waktu berbeda ketika kembali ke parkiran.
Fenomena ini masih menjadi misteri dan terus menjadi bahan perbincangan para pencinta wisata spiritual.
Masyarakat sekitar Tebing Keraton masih menjunjung tinggi tradisi dan nilai-nilai kearifan lokal. Sebelum membuka area baru untuk wisata, mereka selalu menggelar ritual permisi kepada penghuni gaib sebagai bentuk penghormatan.
Tradisi ini dilakukan bukan karena rasa takut, melainkan untuk menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia tak kasat mata. Itulah mengapa pengunjung disarankan untuk menjaga sikap, berbicara sopan, dan tidak meremehkan energi spiritual yang mungkin ada di sekitar.
Sosok juru kunci di Tebing Keraton memiliki peran penting, tidak hanya sebagai penjaga alam, tetapi juga sebagai mediator spiritual. Ia rutin melakukan ritual khusus di malam Jumat Kliwon, terutama di area yang diyakini menjadi tempat bersemayam makhluk penjaga tebing.
Menurut penuturannya, tidak semua orang bisa melihat sosok-sosok itu, namun mereka yang peka akan merasakan kehadiran yang berbeda.
Ada satu bagian dari Tebing Keraton yang jarang dilewati pengunjung, tersembunyi di balik semak-semak. Warga sekitar menyebutnya sebagai “wilayah terlarang”, karena mereka percaya bahwa siapa pun yang masuk tanpa izin bisa mengalami hal-hal yang tak diinginkan—mulai dari tersesat, merasa linglung, hingga kehilangan barang tanpa jejak.
Untuk Anda yang ingin menjelajahi Tebing Keraton, perhatikan hal-hal berikut:
Jangan mengambil apapun dari alam, termasuk batu atau daun.
Hindari berkata kasar, terutama di tempat yang sunyi atau terpencil.
Berdoalah sebelum masuk, dan tetap menghormati kepercayaan lokal.
Bawa perlengkapan yang cukup, dan hindari datang sendirian saat malam hari.
Tebing Keraton bukan sekadar tempat untuk berfoto indah. Ia adalah ruang di mana alam, sejarah, dan spiritualitas bertemu. Kisah-kisah mistis yang berkembang tidak perlu ditakuti, tetapi dijadikan pengingat bahwa alam memiliki sisi yang tak selalu bisa dijelaskan logika.
Bagi yang peka, kunjungan ke tempat ini bisa menjadi pengalaman batin yang mendalam. Dan bagi siapa pun yang datang, Tebing Keraton akan meninggalkan kesan tak terlupakan—sebuah perjalanan yang tak hanya menyentuh mata, tapi juga hati.
Editor : Rizal Fadillah