Lawangwangi Buka Galeri G. Sidharta, Langkah Awal Menuju Museum Seni

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Lawangwangi Creative Space secara resmi membuka Galeri G. Sidharta, di kompleks Lawangwangi Creative Space, Bandung, Sabtu (14/6/2026).
Ruang seni baru ini diinisiasi sebagai langkah awal menuju pembentukan Museum G. Sidharta, sebuah upaya jangka panjang untuk merawat, meneliti, dan mempublikasikan karya-karya dan warisan pemikiran G. Sidharta sebagai salah satu figur penting dalam sejarah seni rupa Indonesia. Galeri G. Sidharta berada di lingkungan Lawangwangi Creative Space, Jalan Dago Giri, Pagerwangi, Bandung Barat.
Sebagai pembuka, galeri ini menghadirkan pameran perdana bertajuk "Corpus & Amorf", menampilkan sepilihan karya G. Sidharta dalam pembacaan kuratorial oleh Heru Hikayat, dan akan berlangsung sampai dengan September 2025.
Kemudian pameran "A Glimpse of Indonesian Formalism" yang menghadirkan karya Aming Prayitno, G. Sidharta, Kaboel Suadi, Lian Sahar, Mochtar Apin, Simon Admiraal, Umi Dachlan; representasi dari telusur lintasan praktik formalistik yang berkembang di Bandung maupun Yogyakarta yang dipajang di gedung utama Lawangwangi Creative Space sampai 13 Juli 2025.
Direktur ArtSociates, Andonowati, dalam pidato pembukaan peresmian Galeri G Sidharta mengatakan riwayat pertemuannya dengan karya-karya G. Sidharta diawali dengan rencana pameran karya G. Sidharta di Salihara, Jakarta, serta mendapat amanat dari G. Sidharta melalui putranya, Tara, agar dibuatkan museum karya-karya G. Sidharta.
ArtSociates melanjutkan upaya perwujudan museum dengan mengumpulkan arsip-arsip karya G. Sidharta dan molding karya yang belum terwujud atas persetujuan pihak keluarga G. Sidharta yang memegang hak cipta karya-karya G. Sidharta.
“Pengelolaan data karya G Sidharta mulai tahun 2018 oleh ArtSociates. Karya patung terdapat lebih dari 100 karya, lebih dari 60 persen masih berbentuk molding, belum jadi karya. ArtSociates mengelola karya patung edisi yang belum habis diproduksi untuk dikomersilkan. Pengelolaan hasil penjualan patung diperuntukan manajemen Museum G Sidharta. ArtSociates juga punya hak untuk mengelola karya-karya copy archive yang tidak bersifat komersial untuk melengkapi koleksi Museum G Sidharta nantinya,” kata Andonowati di Galeri G Sidharta.
Pembukaan Galeri G. Sidharta sebagai ruang inisiasi menuju pendirian Museum G. Sidharta. Galeri ini menyajikan karya-karya peninggalan Gregorius Sidharta Soegijo sebagai bentuk perkenalan awal terhadap kekayaan penjelajahan artistiknya melalui karya pilihan personal dari sebagian koleksi Andonowati & Brenny van Groesen.
Arsip-arsip karya G. Sidharta akan dipajang selama dua tahun di Galeri G. Sidharta, sebelum dipindahkan ke museum G. Sidharta yang berada di wilayah Pagerwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Heru Hikayat, kurator pameran, mengatakan, "Spektrum penjelajahan artistik G Sidharta sangat luas. Pameran ini perlu diperlihatkan keberagaman pada karyanya. G Sidharta banyak mengolah tubuh serta aspek ragam hias. Kekhasan budaya lokal yang banyak menginspirasi karya-karyanya," ujar Heru.
Pameran dan pembukaan Galeri G Sidharta menghadirkan sebagian koleksi pribadi dan koleksi ArtSociates sebagai upaya awal untuk membuka ruang dialog dan kritik terhadap wacana sejarah seni rupa Indonesia.
Pembukaan Galeri G Sidharta diharapkan memberi kesempatan bagi publik seni, kurator, dan pengamat untuk memberikan pandangan dan pembacaan baru terhadap koleksi ini, dengan harapan turut menyumbang pada pemahaman yang lebih luas dan historis tentang seni rupa Indonesia. Pameran resmi dibuka oleh Dr. Willy Himawan MSn, Ketua Program Sarjana (S1) dan Magister (S2) Seni Rupa ITB.
"Museum atau galeri dengan nama seniman sudah umum dibentuk dan dikelola oleh keluarganya. Museum G Sidharta akan menjadi catatan sejarah penting di Indonesia karena dikelola oleh masyarakat seni rupa, bukan oleh keluarganya. Hari ini kita merayakan hadirnya kembali sosok G Sidharta dan mazhab Bandung. Kehadiran Galeri G Sidharta dan Museum di masa depan bisa menjadi ruang merefkeksi praktik seni G Sidharta bagi masyarakat luas," kata Willy Himawan.
Keluarga besar G Sidharta yang menghadiri peresmian Galeri G Sidharta menyatakan keharusan, bahwa kehadiran Galeri G Sidharta dan Museum G Sidharta di masa depan akan menjadi inspirasi bagi seniman, akademisi dan masyarakat luas untuk mengenal lebih dalam karya dan sosok G Sidharta.
Paramitha Palupi, cucu G Sidharta, yang berlatar pendidikan arsitek ditunjuk oleh keluarga besar G Sidharta untuk mengelola data karya kakeknya untuk diberikan kepada ArtSociates.
“Sebagian banyak karya dan arsip G Sidharta sudah direlokasi ke Lawangwangi Art Space dalam rangka memenuhi kebutuhan museum G Sidharta. Dan kami masih terus mengurus data dan arsip karya yang ada di Yogyakarta untuk selanjutnya dikelola oleh ArtSociates. Kami juga sudah mendapat rencana program dari ArtSociates untuk pameran-pameran tematik di Galeri G Sidharta ke depan,” kata Paramitha Palupi di Galeri G Sidharta. (*)
Editor : Abdul Basir