get app
inews
Aa Text
Read Next : Tekan Kemiskinan Ekstrem, Pemprov Jabar Fokus Bantuan Gizi dan Perlindungan Sosial

Target Nol Persen Kemiskinan Ekstrem: Desa Wangisagara Jadi Fokus Perubahan

Sabtu, 21 Juni 2025 | 15:51 WIB
header img
Agenda Rembuk Desa bertema Pengembangan Ekosistem Ekonomi Pedesaan dalam Pengentasan Kemiskinan. (Foto: Ist)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menegaskan komitmen kuatnya dalam upaya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, dimulai dari desa kelahirannya sendiri, Desa Wangisagara, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung.

Dalam forum Rembuk Desa bertema “Pengembangan Ekosistem Ekonomi Pedesaan dalam Pengentasan Kemiskinan”, yang digelar di Lapangan Mini Soccer Wangisagara pada Sabtu (21/6/2025), Cucun menyampaikan bahwa langkah nyata harus segera dilakukan untuk mencapai target nasional penghapusan kemiskinan ekstrem pada tahun 2025.

Bukti Nyata: Peresmian SPPG BUMDes Niagara

Sebagai bentuk konkret dari komitmen tersebut, Cucun meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) BUMDes Niagara. Inisiatif ini diharapkan menjadi penggerak utama dalam meningkatkan kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan warga desa.

“Saya bersyukur bisa melihat langsung hasil kerja yang selama hampir lima tahun saya kawal melalui Panja Transfer Keuangan Daerah. Ini jadi bukti bahwa kebijakan fiskal yang saya dorong di Badan Anggaran punya dampak langsung ke desa asal saya,” ungkap Cucun.

Kolaborasi Daerah Jadi Kunci Sukses

Menurut Cucun, keberhasilan program penghapusan kemiskinan ekstrem tidak bisa dibebankan hanya kepada pemerintah pusat. Ia menyerukan peran aktif seluruh unsur pemerintah daerah, mulai dari bupati hingga kepala desa.

“Kalau pusat menargetkan 2025, maka di daerah juga harus selesai. Kalau masih ada angka kemiskinan ekstrem 5 persen di 2026, itu belum bisa disebut berhasil,” tegasnya.

Pentingnya Data yang Valid dan Transparan

Isu pendataan sosial juga menjadi sorotan. Cucun mengingatkan bahwa data kemiskinan harus akurat dan tidak dimanipulasi demi keuntungan jangka pendek.

“Kalau datanya dimanipulasi demi bansos, itu bukan solusi, itu justru memelihara kemiskinan. Kita harus jujur agar bantuan dan program tepat sasaran,” kata Cucun dengan nada serius.

Ironi Wangisagara: Di Tengah Industri, Tapi Tetap Miskin

Cucun menyoroti kondisi paradoxal Desa Wangisagara. Walaupun dikelilingi industri tekstil dan makanan, desa ini masih tercatat sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kemiskinan ekstrem.

“Ini aneh. Di sini industrinya jalan, tapi kok masih miskin ekstrem? Ini jadi tugas serius bagi dinas dan pemerintah daerah. Jangan sampai kampung sendiri terus muncul di data nasional sebagai zona merah,” ujarnya.

Dukung Inpres dan Lawan Stigma

Sebagai anggota Fraksi PKB, Cucun menyatakan dukungan penuh terhadap Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2024 tentang penghapusan kemiskinan ekstrem yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Ia juga menolak pandangan pesimistis tentang kemiskinan yang dianggap sebagai warisan turun-temurun.

“Saya bahkan tidak sepakat dengan pernyataan bahwa kalau orang tuanya miskin, anaknya pasti miskin. Kita tidak boleh menyerah pada kondisi. Semua warga desa punya hak untuk hidup layak dan sejahtera,” tegas Cucun.

Ajak Semua Elemen Bangkitkan Desa

Mengakhiri pernyataannya, Cucun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja bersama—dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, hingga generasi muda—dalam memastikan efektivitas penggunaan anggaran dan pelaksanaan program yang menyasar kemiskinan.

“Wangisagara harus jadi bukti bahwa desa bisa bangkit. Saya tidak ingin dipilih oleh rakyat hanya untuk duduk di Jakarta tanpa hasil nyata di kampung sendiri. Tahun 2026, Wangisagara harus bebas dari kemiskinan ekstrem,” pungkasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut