get app
inews
Aa Text
Read Next : 100 Hari Prabowo-Gibran: Program Mendikdasmen Tak Populis Tetapi Tempati Kedua

Survei Indeks Ketahanan Finansial, Gen-Z Indonesia Paling Rentan

Rabu, 02 Juli 2025 | 11:49 WIB
header img
Ilustrasi ketahanan finansial. (FOTO: ISTIMEWA)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Indeks Ketahanan Finansial Indonesia menyebut Gen-Z paling rentan di tengah tekanan keuangan. Ini terjadi karena Gen-Z Indonesia cenderung fokus pada perencanaan keuangan jangka pendek.

Survei edisi kedua berjudul Sun Life Asia Financial Resilience Index: Balancing Today’s Needs and Tomorrow’s Goals itu menjelaskan lebih detail mengenai bagaimana masyarakat indonesia mengelola keuangan di tengah tantangan ekonomi yang terus berkembang.

Meski terjadi sedikit peningkatan dalam persepsi terhadap kemapanan finansial secara keseluruhan, laporan ini mengungkapkan ada kesenjangan ketahanan finansial signifikan antargenerasi. 

Gen-Z tercatat sebagai kelompok paling rentan secara finansial dan memiliki ketahanan jangka panjang terendah. Sebagai perbandingan, sebanyak 63 persen responden Baby Boomer (kelahiran 1960-1970) merasa aman secara finansial, jauh di atas Gen-Z (kelahiran tahun 1990-2000) yang hanya 49 persen.

Gen-Z Hadapi Tantangan Finansial Lebih Kompleks

Survei juga menunjukkan, Gen-Z Indonesia memiliki tingkat kepercayaan diri dan kematangan perencanaan finansial paling rendah di antara seluruh kelompok usia. 

Hanya 49 persen Gen-Z yang merasa aman secara finansial, dibandingkan 61 persen milenial dan 63 persen Baby Boomer. Sebanyak 58 persen Gen-Z menyebut diri mereka sebagai investor konservatif. 

Ini menunjukkan kecenderungan untuk menghindari risiko dan kemungkinan akan kurangnya pemahaman terhadap pentingnya menyeimbangkan risiko dan imbal hasil jangka panjang.

Lebih dari seperempat Gen-Z atau 29 persen tidak mencari bantuan atau nasihat dalam membuat keputusan finansial mereka. Angka ini menjadi yang tertinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Padahal, Gen Z justru menjadi kelompok yang paling membutuhkan panduan dan struktur dalam membangun masa depan finansialnya. 

Menariknya, 21 persen Gen-Z mengandalkan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan konsultasi keuangan, sedangkan Milenial (21 persen), Gen X (9 persen), dan Baby Boomer (11 persen).

Chief Client and Distribution Officer Sun Life Indonesia Kah jing Lee, mengatakan, Gen-Z Indonesia memiliki waktu panjang untuk merancang masa depan keuangan mereka, tetapi banyak dari mereka justru diliputi kekhawatiran dan keraguan. 

"Mereka tumbuh dalam era ekonomi yang penuh ketidakpastian dan tekanan biaya hidup yang tinggi. Meningkatkan literasi finansial serta memperluas akses terhadap informasi terpercaya dapat menjadi kunci dalam membantu mereka membangun ketahanan finansial jangka panjang,” kata Kah jing Lee.

Fokus Keuangan Jangka Pendek 

Inflasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat banyak orang kesulitan menyeimbangkan kebutuhan harian dan rencana keuangan jangka panjang mereka. 

Sebanyak 92 persen responden mengaku merasakan langsung dampak dari inflasi, dan 46 persen menyatakan bahwa hal tersebut berdampak besar terhadap kemampuan mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Akibatnya, fokus keuangan masyarakat bergeser ke tujuan jangka pendek. Sebanyak 62 persen responden menyatakan bahwa mengelola uang untuk kebutuhan sehari-hari adalah prioritas utama, sedikit menurun dari 63 persen pada 2024 lalu. 

Sementara itu, perencanaan pensiun yang sebelumnya menempati posisi kedua kini turun menjadi peringkat kelima. Situasi ini menunjukkan bahwa masyarakat kini lebih memprioritaskan kebutuhan sehari-hari dibandingkan dengan perencanaan pensiun yang sebelumnya menjadi salah satu fokus utama.

Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, menabung untuk dana darurat kini menjadi prioritas kedua yang paling penting (42 persen).

Namun, kesiapan masyarakat untuk membangun ketahanan finansial jangka panjang masih tergolong rendah. Lebih dari separuh responden (55 persen) belum memiliki rencana keuangan lebih dari 12 bulan ke depan dan hanya 9 persen yang mempersiapkan rencana keuangan hingga lebih dari 10 tahun ke depan. 

Angka ini menandakan masih minimnya perencanaan jangka panjang yang dibutuhkan untuk mencapai ketahanan finansial yang berkelanjutan.

Kesenjangan Ketahanan Finansial  

Laporan ini juga menyoroti perbedaan yang cukup signifikan antara individu yang memiliki ketahanan finansial tinggi dan mereka yang memiliki ketahanan rendah.

Kelompok dengan ketahanan finansial tinggi mampu menghadapi tantangan ekonomi tanpa harus mengorbankan tujuan finansial jangka panjang. Selain itu, mereka lebih memprioritaskan dana darurat (45 persen) dan pendidikan diri atau anak-anak (38 persen).

Sebaliknya, individu dengan ketahanan finansial rendah lebih fokus pada pelunasan utang (53 persen) dan dana darurat (45 persen). Hanya 27 persen dari mereka merasa mampu memenuhi kebutuhan jangka pendek dan 15 persen yang yakin dapat mencapai tujuan finansial jangka panjang. 

Bahkan, 68 persen dari kelompok ini menyatakan tidak akan mampu bertahan lebih dari enam bulan jika kehilangan pekerjaan atau mengalami gangguan kesehatan serius.

Sementara itu, kelompok berketahanan tinggi menunjukkan keyakinan yang lebih besar: 81 persen merasa mampu memenuhi kebutuhan jangka pendek, dan 87 persen yakin akan mencapai tujuan tabungan jangka panjang. 

Sebanyak 51 persen bahkan percaya diri dapat bertahan lebih dari enam bulan dalam situasi darurat. Mereka juga cenderung lebih proaktif dalam mengelola keuangan, di mana 44 persen berkonsultasi dengan penasihat keuangan, 50 persen secara rutin mempelajari topik-topik keuangan, dan 48 persen aktif berinvestasi.

”Laporan ini memperlihatkan adanya kesenjangan yang semakin jelas antara mereka yang secara aktif merencanakan masa depan finansialnya dan mereka yang masih terjebak pemenuhi kebutuhan sehari-hari," ujar Kah jing Lee. 

"Di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan, literasi dan perencanaan keuangan menjadi semakin penting. Karena itu, Sun Life hadir dan berkomitmen untuk menyediakan panduan serta solusi keuangan yang relevan agar masyarakat Indonesia dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih percaya diri," tuturnya.

Editor : Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut