Krisis Thailand-Kamboja: Serangan Udara, Pengungsi, dan Adu Kekuatan Militer

Ketegangan yang meningkat memunculkan kembali perhatian terhadap kekuatan militer kedua negara. Berdasarkan data dari Global Firepower, Thailand memiliki sekitar 360 ribu personel militer aktif, jauh melampaui Kamboja yang hanya memiliki sekitar 221 ribu.
Dari sisi anggaran pertahanan, perbedaan juga mencolok. Thailand mengalokasikan sekitar US$ 5,9 miliar (sekitar Rp 96 triliun) untuk militernya, sedangkan anggaran militer Kamboja hanya berkisar US$ 860 juta (sekitar Rp 14 triliun).
Dalam aspek kekuatan udara, Thailand berada jauh di depan dengan 72 jet tempur dan 7 helikopter serang. Di sisi lain, Kamboja tidak memiliki jet tempur atau helikopter bersenjata dalam armadanya.
Keunggulan ini juga terlihat di laut. Thailand memiliki total 293 unit kapal, termasuk fregat dan korvet, sementara Kamboja hanya mengoperasikan 20 kapal patroli ringan.
Meski kalah di udara dan laut, kekuatan darat Kamboja tidak bisa diremehkan. Mereka mengoperasikan 644 tank dan 463 peluncur roket—jumlah peluncur yang bahkan melebihi milik Thailand. Namun, Thailand tetap unggul secara keseluruhan dalam jumlah kendaraan bersenjata dengan lebih dari 16 ribu unit.
Editor : Agung Bakti Sarasa