get app
inews
Aa Text
Read Next : Gerakan Baru Speed Jersey: Dukung Perempuan Indonesia Aktif dan Percaya Diri

Misteri Kematian Sapi di Lembang: Setelah Melahirkan, Mati Tanpa Sebab Jelas

Sabtu, 26 Juli 2025 | 16:12 WIB
header img
Presiden Prabowo Subianto membeli 3 ekor sapi dari peternakan di Ujungberung Kota Bandung. Sapi jenis simental tersebut nanti untuk kurban Idul Adha 2025. (Foto:Istimewa)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Sebuah fenomena ganjil tengah menghantui para peternak sapi perah di Kampung Pojok Girang, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sejumlah indukan sapi yang tengah hamil tua, dilaporkan mati mendadak tak lama setelah melahirkan. Yang lebih mengejutkan, anak sapi hasil kelahiran itu pun ikut tewas dalam waktu hampir bersamaan.

Enok (50), salah satu peternak senior di kawasan itu, menyampaikan kesaksiannya yang membuat bulu kuduk berdiri. Ia menyebut kejadian ini bukan hanya mengejutkan, tapi juga merugikan secara ekonomi dan emosional.

"Begitu lahir, anak sapinya kejang-kejang, tidak lama mati. Induknya saya infus, tapi tiga jam kemudian malah seperti muntah, dan akhirnya menyusul mati juga," ujar Enok saat ditemui media, Sabtu (26/7/2025).

Bukan Kasus Tunggal, Polanya Sama

Kejadian serupa ternyata tidak hanya dialami Enok seorang. Beberapa peternak lainnya di kampung yang sama juga melaporkan pola kematian hewan ternaknya yang nyaris identik: menjelang melahirkan, sapi-sapi mereka menunjukkan tanda-tanda sakit yang tidak biasa, kemudian mati tak lama setelah proses kelahiran.

"Polanya hampir sama," jelas Enok. "Sapi yang sedang hamil tua menunjukkan gejala aneh sebelum melahirkan, dan setelah proses melahirkan, baik anak maupun indukan sapi sama-sama mati dalam hitungan jam."

Salah satu anak sapi bahkan sudah ditawar Rp3 juta sebelum lahir. Namun kini, bukan hanya calon pembeli yang kecewa—Enok kehilangan dua ekor sapi sekaligus, induk dan anaknya.

Gejala Aneh Sebelum Mati

Ciri-ciri sapi yang terkena "penyakit misterius" ini cukup konsisten, menurut penuturan para peternak. Hewan-hewan itu mengalami pembengkakan pada kaki, munculnya lebam pada tubuh, tidak bisa mengeluarkan susu, hingga akhirnya mengalami mastitis berat dan tidak mampu berdiri.

"Kalau sudah dipotong, baru kelihatan organ dalamnya, jantung, limpa, sampai liver lebam semua," kata Enok.

Yang lebih membingungkan lagi, hanya sapi bunting yang terdampak. Tidak seperti wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang dulu sempat melanda, penyakit ini tidak menyebar ke semua sapi dalam satu kandang.

"Kalau PMK dulu, biasanya semua sapi dalam satu kandang kena, dan gejalanya terlihat jelas di mulut. Tapi ini aneh, cuma sapi-sapi bunting yang kena," tuturnya penuh heran.

Sudah Sembilan Kasus, Tapi Belum Ada Tindakan

Data yang dikumpulkan Enok menyebutkan, sudah sembilan indukan sapi mati secara misterius sejak kemunculan kasus pertama. Kerugian yang ditanggung peternak pun tidak sedikit. Sapi-sapi tersebut dikenal sangat produktif, mampu menghasilkan hingga 40 liter susu per hari dalam dua kali pemerahan. Kematian mereka tidak hanya memutus rantai produksi susu, tapi juga menggerus sumber penghasilan utama peternak.

Kasus ini telah dilaporkan ke berbagai pihak—dari koordinator wilayah, mantri hewan, hingga Koperasi Peternak Sapi dan Kerbau Unggul (KPSBU). Namun, hingga kini belum ada investigasi menyeluruh maupun diagnosis resmi dari pemerintah daerah.

"Kami hanya berharap ada perhatian serius dari pemerintah dan dinas terkait. Kalau dibiarkan, bisa-bisa peternak di sini hancur semua," ucap Enok dengan nada penuh harap.

Fenomena Belum Terungkap

Apakah ini wabah baru? Mutasi penyakit lama? Atau justru hasil dari pencemaran lingkungan atau pakan yang tak terdeteksi? Hingga saat ini, pertanyaan-pertanyaan tersebut belum memiliki jawaban. Yang jelas, ketakutan kini menghantui peternak Kampung Pojok Girang, menunggu kepastian di tengah ancaman yang tak kasatmata.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut