Hebat! Belanja APBD Jawa Barat 2025 Paling Cepat di Indonesia, Sudah 52%

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pemerintah Provinsi Jawa Barat berhasil mencatat realisasi belanja APBD 2025 tertinggi di Indonesia, mencapai 52,08% hingga 10 Agustus 2025.
Dari data terbaru Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, realisasi pendapatan daerah Jawa Barat juga mencapai 54%, menegaskan kinerja pengelolaan anggaran yang sangat baik.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengapresiasi pencapaian tersebut. Menurutnya, daerah yang sudah melewati angka realisasi belanja dan pendapatan di atas 50% menunjukkan pengelolaan keuangan daerah yang efektif.
“Kalau belanjanya tinggi, berarti uangnya beredar di masyarakat. Jawa Barat saat ini berada di posisi teratas dengan realisasi belanja 52% dan pendapatan 54%, angka yang cukup baik,” ujarnya saat memimpin Rapat Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 pada Senin (11/8/2025).
Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman, menjelaskan pihaknya terus mempercepat realisasi belanja sejak akhir Juli 2025 yang tercatat baru 45,65%.
“Kami berterima kasih kepada seluruh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang telah bekerja keras bersama untuk mengoptimalkan realisasi belanja APBD Jawa Barat dan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Herman.
Herman menambahkan, capaian saat ini sudah sesuai dengan target pemerintah provinsi, namun upaya percepatan belanja tetap dilakukan. “Kami tengah mendorong agar realisasi belanja bisa mencapai 60% secepatnya,” tuturnya.
Untuk mencapai target tersebut, koordinasi intensif dilakukan dengan seluruh OPD, termasuk percepatan proses lelang pengadaan barang dan jasa.
“Pagi tadi kami menggelar rapat dengan sekretaris OPD dan pengadaan barang jasa. Meskipun ada pergeseran dari e-Katalog versi 5 ke versi 6, kami tetap mendorong lelang cepat agar realisasi belanja meningkat,” jelas Herman.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat optimistis target realisasi belanja tahun ini dapat tercapai guna mendukung program “Jawa Barat Istimewa” dan mendorong perekonomian daerah lebih dinamis.
Editor : Rizal Fadillah