get app
inews
Aa Text
Read Next : Investasi Ekraf Melambung 66 Persen, Pemerintah Siapkan KUR Rp10 Triliun untuk Intelektual Properti

Pemerintah Percepat Kepemilikan Rumah Subsidi dengan Skema KUR Khusus Perumahan

Jum'at, 19 September 2025 | 08:16 WIB
header img
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Foto: M Rafki)

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Pemerintah kembali menghadirkan terobosan besar untuk mempermudah masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah. Tahun ini, melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus perumahan, kuota rumah subsidi nasional ditingkatkan menjadi 350 ribu unit.

Menteri Perumahan Rakyat, Maruarar Sirait, menyebut skema ini sebagai langkah bersejarah. “Ini kali pertama KUR difokuskan untuk perumahan. Subsidi tidak hanya menyasar masyarakat, tetapi juga kontraktor, developer, hingga toko bangunan,” ungkap Maruarar saat acara di Sasana Budaya Ganesha, Kamis malam (18/9/2025).

Program ini memberikan subsidi bunga sebesar 5 persen, sehingga masyarakat hanya menanggung bunga 6 persen. Selain rumah hunian, skema KUR ini juga mencakup rumah produktif, seperti homestay dan rumah makan, dengan plafon pinjaman hingga Rp500 juta.

Selain menambah kuota rumah subsidi, pemerintah juga menghapus beberapa biaya perizinan, termasuk Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan BPHTB, yang sebelumnya kerap menjadi beban masyarakat.

Sebagai bagian dari percepatan, pemerintah akan meluncurkan 25 ribu rumah subsidi secara serentak di Bogor pada 29 September mendatang. Peluncuran ini akan mencakup 100 titik di 35 provinsi, sebuah langkah yang menurut Maruarar menunjukkan soliditas ekosistem perumahan rakyat.

Maruarar menekankan pentingnya ekosistem yang kuat dari hulu ke hilir. Dari sisi suplai, peran developer, kontraktor, hingga toko bangunan harus seiring. Dari sisi permintaan, rumah subsidi diarahkan agar masyarakat dapat memiliki hunian sekaligus ruang usaha produktif, mendukung UMKM lokal.

“Program ini sangat masif dengan anggaran mencapai Rp130 triliun, dan saya berharap penyerapan terbesar terjadi di Jawa Barat,” imbuh Maruarar.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menekankan bahwa pembangunan rumah subsidi bukan sekadar angka statistik. Setiap proyek harus memberi manfaat ekonomi bagi banyak pihak, mulai dari supir truk, mandor, tukang kayu, hingga pedagang lokal.

“Setiap rumah yang dibangun menggerakkan ekonomi berganda. Tukang, toko bangunan, bahkan warung kopi di sekitar proyek ikut hidup. Hal itu harus terus dijaga,” kata Dedi.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menata prioritas keuangan. “Jangan beli mobil atau motor dulu sebelum rumah dimiliki. Fondasi kemakmuran harus dibangun lebih dulu,” pesannya.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut