Ratusan Pelari Meriahkan BabatuRun 2025 di Bandung, Berlari Sambil Tebar Kebaikan

Erwin menyatakan, event ini, menambah PAD Kota Bandung karena peserta ada yang datang dari Palembang dan daerah lain. "Mereka menginap di hotel, witawa kuliner, dan belanja di Kota Bandung," ujar Erwin.
Walaupun hanya sekitar 5 kilometer, tutur Erwin, tetapi ajang ini menciptakan kegembiraan sangat hebat. Apalagi sejumlah UMKM lokal terlibat.
"Penyelenggaraannya juga bagus sekali, karena tidak menimbulkan kemacetan sama sekali, benar-benar diatur dengan baik," tuturnya.
Ketua Pembina Itqan Peduli Adhy Suryadi mengatakan, BabatuRun 2025, tidak seperti event fun run lainnya karena membawa slogan silih asah, asih, dan asuh.
Setiap peserta memberikan donasi dari uang pendaftaran. Ini menunjukkan filosofi gotong royong dan kebersamaan khas masyarakat Sunda.
"Silih asah, fisik kita kuatin, sehat dan bugar. Silih Asih dan asuh, kita berbagi di sini. Di sini ada anak yatim, juga ada UMKM yang kami bina agar lebih berdaya. Tahun ini, ada 500 peserta, mudah-mudahan tahun depan bisa 1.000," kata Adhy.
CMO Kita Bisa/SalingJaga Fahri Amirullah mengatakan, para peserta BabatuRun 2025 tidak hanya berdonasi, tapi juga mendapatkan benefit jaminan asuransi kecelakaan dari SalingJaga selama 1 tahun ke depan.
"Lari ini spesial, bukan hanya lari sehat, tapi juga ada charity-nya. Satu lagi, semua pelari sudah terlindungi asuransi SalingJaga. Jadi bukan hanya hari ini saja, seluruh peserta lari ini mendapatkan asuransi kecelakaan sampai satu tahun ke depan," kata Fahri.
Sementara itu, Direktur Operasional Itqan Peduli Edwin Gafitra Setiawan mengungkapkan, BabatuRun 2025 digelar sebagai upaya meningkatkan engagement, sehingga bisa lebih mendekatkan para donatur ke program-program Itqan Peduli.
"Karena sekarang lagi culture fun run atau olahraga, jadi kita ngambil fun run, supaya masyarakat lebih kenal melalui olahraga. Tema yang diangkat itu, lebih ke (donasi) anak yatim," kata Edwin.
"Kenapa anak yatim? Karena anak yatim itu, biasanya diundang pas Ramadan saja, padahal anak yatim itu kan gak hanya 'hidup' di Ramadan saja. Kita ingin mengenalkan, bahwa anak-anak ini butuh perhatian setiap hari," ujarnya.
Edwin menuturkan, seluruh peserta mendapatkan medali dan untuk 100 peserta pertama yang mencapai garis finish, memperoleh trofi dari panitia penyelenggara.
Editor : Agus Warsudi