get app
inews
Aa Text
Read Next : Dies Natalis ke-57, ISBI Bandung Kukuhkan 2 Guru Besar

Seminar Nasional Antropologi Budaya di ISBI Bandung, Pasar Pembentuk Wajah Budaya Indonesia

Jum'at, 21 November 2025 | 08:50 WIB
header img
Seminar nasional Antropologi Budaya 2025 di ISBI Bandung, menggali tentang peran pasar tradisional dalam membentuk wajah budaya Indonesia. (FOTO: ISTIMEWA)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menggelar seminar nasional Antropologi Budaya 2025 bertema "Pasar-Pasar di Indonesia dalam Keberagaman Etnik, Eksteriosasi Budaya Lokal, Segmentasi Pelaku Pasar, Potensi Pasar Sebagai Destinasi Wisata Berbasis Kearifan Lokal". 

Seminar yang digelar Program Studi (Prodi_ Antropologi Budaya ISBI Bandung secara hibrid melalui Zoom dan di kampus ISBI Bandung, Jalan Buahbatu, Kota Bandung, Kamis-Jumat 20-21 November 2025 itu menghadirkan lima narasumber.

Antara lain, Wardatul Adawiah SPd MSi dari Universitas Negeri Surabaya, Jawa Timur, Arief Sudrajat SAnt MSi dari Universitas Negeri Surabaya, Dr Ikhtiar Hatta SSos MHum dari Universitas Tadulako. Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Kemudian, Dr Sukapti SSos MHum dari Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur Dr Amilda Sani MHum dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Sumatera Selatan.

Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 150 mahasiswa yang bergabung secara daring melalui Zoom dan 40 peserta di Ruang Apresiasi TV & Film ISBI Bandung. 

Hadir pula Dekan Fakultas Antropoligi Budaya ISBI Bandung Dr. Cahya SSen MHum dan Ketua Jurusan Antropologi Budaya Dr Imam Setyobudi SSos MHum dan Guru Besar Prodi Antropologi Budaya ISBI Bandung Prof Dr Sri Rustiyanti MHum.

Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan Keuangan dan Umum ISBI Bandung Neneng Yanti Khozanatu Lahpan PhD.

Dalam sambutannya, Neneng Yanti Khozanatu Lahpan mengatakan, pasar bukan hanya tempat bertemunya penjual dan pembeli, tetapi juga cerita, kebiasaan, bahasa, logat, strategi hidup, hingga tawa dan canda yang membentuk wajah budaya Indonesia.


Panitia dan peserta foto bersama seusai seminar nasional Antropologi Budaya 2025 hari pertama, Kamis (20/11/2025). (FOTO: ISTIMEWA)

Menurut Neneng, tema seminar tahun ini “Pasar-Pasar di Indonesia dalam Keberagaman Etnik, Eksteriorisasi Budaya Lokal, Segmentasi Pelaku Pasar, serta Potensi Pasar sebagai Destinasi Wisata Berbasis Kearifan Lokal” mengajak melihat pasar sebagai ruang hidup yang kaya. 

"Pasar adalah sebuah ruang di mana keberagaman etnik bertemu, nilai-nilai lokal diekspresikan, dan para pelaku pasar membangun kehidupan dengan caranya sendiri-sendiri," ujarnya.

Bagi antropologi budaya, tutur Neneng, pasar adalah laboratorium sosial yang tak pernah kehabisan cerita. 

Dari cara seseorang menawar, pedagang merapikan dagangan, hingga ritme harian pasar yang berubah mengikuti musim, tradisi, dan kebutuhan zaman. Semua itu adalah bagian dari mozaik kebudayaan Indonesia. 

Neneng berharap seminar ini tidak hanya menjadi ruang untuk bertukar teori dan data, tetapi juga ruang untuk berbagi pengalaman, refleksi, dan inspirasi. 

"Semoga dari pertemuan ini lahir wawasan baru tentang bagaimana pasar bisa terus hidup, berkembang, dan bahkan menjadi destinasi wisata yang mengangkat kearifan lokal tanpa kehilangan keasliannya," tutur Neneng.

Winna Shafanissa Mukhlis SStPar MMPar selaku ketua pelaksana mengatakan, seminar ini digelar didasarkan atas perdebatan panjang intelektual akademis selama dua abad lebih terkait fenomena empiris pasar. 

Pemikiran tokoh-tokoh, seperti, Adam Smith, Karl Polanyi, Karl Marx, Melville J Herskovits, Clifford Geertz, Marshall Sahlins, dan Manning Nash melahirkan polemik yang mengemuka antara kubu substansialis dan formalis. 

Perdebatan teori pasar tersebut menemukan relevansinya dalam konteks Indonesia, di mana keberagaman etnik, pola interaksi sosial, hingga praktik budaya di pasar-pasar lokal turut menyumbang pemaknaan baru yang memperkaya kajian antropologi ekonomi. 

Seminar antropologi budaya ini menjadi ruang untuk menapaki kembali jejak panjang itu, sekaligus menegaskan kontribusi penting pasar Indonesia dalam perumusan konsep-konsep teoritis mengenai ekonomi dan kebudayaan.

"Kegiatan ini menjadi fondasi penting bagi penggalian perspektif yang mencakup dinamika keberagaman etnik, perwujudan budaya lokal dalam praktik perdagangan, dan segmentasi pelaku pasar dalam ekosistem sosial yang terus berkembang," kata Winna. 

Winna menyatakan, seminar ini diharapkan mampu memperluas kajian antropologi budaya di Indonesia, sekaligus membuka peluang kolaborasi lintas disiplin yang relevan dengan pengembangan pasar tradisional sebagai ruang budaya yang hidup. 

"Kegiatan ini juga merupakan bentuk partisipasi dalam merayakan kekayaan budaya yang hidup melalui dinamika pasar tradisional di Indonesia," ujarnya.

Diskusi pada Kamis (20/11/2025), dipandu oleh dua moderator berpengalaman, yaitu, Dra Sriati Dwiatmini MHum dan Dadi Suhanda MAnt. Sedangkan pengantar Seminar Nasional 2025 disampaikan oleh Prof Dr Sri Rustiyanti SSen SSn MSn. 

Dalam forum ilmiah itu, para narasumber mengupas tentang pasar tradisional tidak hanya berfungsi sebagai pusat aktivitas ekonomi, tetapi juga sebagai arena interaksi sosial dan ekspresi budaya masyarakat. 

Rangkaian gagasan, pembahasan, dan pemikiran yang muncul dalam seminar ini juga dihimpun dalam sebuah book chapter berjudul "Pasar-pasar di
Indonesia: Dua Abad Lebih, Napak Tilas, Debat Perkara Pasar". 

Hal itu merupakan bentuk kontribusi akademik Prodi Antropologi ISBI Bandung untuk menelusuri sejarah
panjang pasar dan posisinya dalam perdebatan intelektual global.

Malika Nasya, peserta seminar, membagikan hasil pembelajarannya hari ini. "Pasar bukan hanya sebagai tempat perbelanjaan, namun juga wadah terbentuknya dinamika interaksi sosial antara penjual dan pembeli, maupun sumber mata pencaharian masyarakat dengan adat daerahnya masing-masing," kata Malika.

Editor : Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut