Lemhannas RI: Pastikan Bantuan Sesuai Asesmen Kebutuhan Korban Bencana di Sumatera

Saat ini, kata Raditya Jati, fokus BNPB bukan sekadar mengirim barang, tapi memastikan bantuan tersebut adalah kebutuhan paling mendasar masyarakat terdampak bencana.
"Sejak 29 November hingga Desember 2025, lebih dari 1.200 ton bantuan dari para donatur telah masuk dan 90 persen tersalurkan sesuai klaster kebutuhan," kata Raditya.
Raditya Jati menjelaskan, BNPB dan pemerintah daerah terus melakukan pemutakhiran data asesmen untuk menghindari penumpukan barang bantuan yang tidak mendesak.
Bantuan dari Lemhannas RI dan PPRA 63, ujar Raditya, telah disesuaikan dengan kebutuhan mendesak korban bencana hasil laporan lapangan. Seperti pakaian, kebutuhan harian, pembalut wanita, dan perlengkapan anak-anak.
Raditya Jati mewakili Kepala BNPB mengatakan, BNPB selaku penanggung jawab penyaluran bantuan logistik untuk klaster nasional, khususnya bagi korban bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar, mengucapkan terima kasih.
BNPB telah mempersiapkan serangkaian mekanisme penyaluran yang komprehensif untuk menjamin efektivitas.
Dalam menyalurkan bantuan, BNBP didukung penuh dengan beberapa mekanisme penyaluran bantuan, baik dari udara yang secara rutin menggunakan pesawat Hercules dan kargo.
"Selain itu juga melalui kapal dan darat. Saat ini fokus kami bukan sentralistik, tapi langsung menuju lokasi titik-titik yang membutuhkan," ujar Raditya Jati.
Kemudian, BNPB juga mengaktifkan hub logistik yang mendapat dukungan penuh dari berbagai lembaga usaha. Beberapa logistik yang cukup besar sudah dikirimkan.
Menurut Raditya, semangat solidaritas luar biasa dari seluruh penjuru Indonesia benar-benar terasa dalam pengumpulan bantuan untuk korban bencana di Sumatera.
Editor : Agus Warsudi