JAKARTA, iNews.id - Semangat Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) di Bandung 67 tahun silam sangat relevan dengan upaya dunia untuk bangkit melawan pandemi saat ini.
Jika dulu yang menyatukan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika adalah semangat melawan imperialisme dan kolonialisme, maka kini bangsa-bangsa di berbagai negara kembali bersatu untuk melawan pandemi Covid-19.
"Persamaan nasib dan semangat solidaritas yang melahirkan konferesi Asia-Afrika tahun 1955 kembali menemukan relevansinya di saat dunia bersama-sama membangun solidaritas untuk berjuang menghadapi pandemi," kata Ketua DPR Puan Maharani, Minggu (24/4/2022).
Puan mengatakan, salah satu kerjasama penting yang dibangun dunia dalam melawan pandemi saat ini adalah penemuan vaksin.
Setiap negara memang awalnya saling berlomba untuk menciptakan vaksin paling mutakhir.
Namun kemudian vaksin itu diproduksi untuk disebarkan ke seluruh penjuru dunia.
Negara-negara berkembang yang belum mempunyai sumber daya untuk memproduksi vaksin sendiri pun tetap bisa menciptakan kekebalan kelompok guna menangkal penyebaran virus.
"Dengan kerjasama tersebut, pandemi Covid-19 yang sempat menelan korban jutaan jiwa dan melumpuhkan ekonomi kini pelan-pelan mulai bisa tertangani," kata Puan.
Ketua DPP PDI-P ini pun bersyukur bertepatan dengan peringatan KAA ke 67 ini, dunia termasuk Indonesia sudah mulai bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Di Indonesia untuk pertama kalinya peringatan tahunan KAA kembali digelar setelah dua tahun vakum akibat pandemi. Aktivitas publik kini juga sudah mulai bisa lebih leluasa seiring dengan kasus Covid-19 yang makin menurun dan makin jinak gejalanya.
Di negara-negara lain juga terjadi hal yang sama. Arab Saudi misalnya, tahun ini kembali membuka kuota ibadah haji untuk warga dunia sampai satu juta orang.
Angka itu jauh meningkat dibandingkan pada awal pandemi di 2020, dimana Arab Saudi hanya membuka 1.000 kuota jemaah haji bagi warganya.
"Dunia perlahan-lahan mulai bangkit dan menang melawan pandemi," kata Puan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta