Dispernakan Sebut Kerugian Wabah PMK di KBB Mencapai Rp17 Miliar

Abdul Basir
Banyaknya sapi perah peternak di KBB yang mati dan terpaksa dipotong akibat wabah PMK sehingga menyebabkan total kerugian mencapai Rp17 miliar hanya dalam waktu dua bulan. (Foto: Istimewa)

BANDUNG,BARAT, INEWSBANDUNGRAYA.ID-Penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak khususnya sapi perah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) sudah melandai. Bahkan dalam sepekan terakhir sudah mencatatkan nol kasus atau tidak ada lagi hewan ternak yang dilaporkan terpapar PMK.

"Sekarang kasus PMK sudah tinggal recovery dari hewan ternak yang sebelumnya dilaporkan terpapar. Namun untuk kasus baru, dalam seminggu sudah tidak ada yang terkena PMK," terang Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan), KBB, Wiwin Aprianti, Kamis (4/8/2022).

Wiwin menyebutkan, total hewan ternak yang sempat terpapar PMK di KBB ada sebanyak 13.801 ekor. Jumlah itu didominasi oleh sapi perah, sentara untuk domba hanya ada 27 ekor, dan sapi potong 896 ekor. Populasi sapi yang paling banyak terpapar ada di wilayah Lembang, Cisarua, dan Parongpong. 

Sapi yang saat ini dalam proses menuju sembuh ada sebanyak 11.665 ekor. Kemudian yang mati ada 500 ekor, dipotong bersyarat 694 ekor, dan yang trading (jual beli) ada 5.364 ekor. Ternak mati yang terpapar PMK kebanyakan adalah pedet karena terlambat penanganan. 

"Semoga wabah ini tidak ada muncul lagi dan semua sapi yang sedang dalam masa recovery bisa sembuh semua," kata Wiwin.

Terkait vaksinasi PMK, Wiwin menyebutkan, sampai 1 Agustus 2022 sudah ada sebanyak 12.885 hewan ternak yang divaksin sebanyak dua kali. Sedangkan untuk stok vaksin saat ini ada 21.800 dosis setelah ada lagi tambahan droping dari provinsi. Jumlah itu masih cukup aman untuk memenuhi permintaan vaksin ke peternak. 

Sementara disinggung soal kerugian akibat PMK yang dirasakan peternak beserta dampak turunannya, Wiwin menyebutkann, sejak PMK masuk ke KBB pada 21 Mei 2022 total kerugian yang tercatat mencapai Rp17 miliar. Nilai itu dihitung bukan hanya dari sapi yang mati saja tapi juga faktor lain yang ada keterkaitan secara langsung. 

"Dampak PMK ini kan banyak, misalnya ada peternak yang kehilangan penghasilan dari memeras susu, pedet yang mati, produksi susu sapi turun, biaya pengobatan, dan lain-lain. Itu semua jika dikalkulasikan dalam dua bulan mencapai Rp17 miliar," sebutnya. (*)

Editor : Abdul Basir

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network