BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA - Tragedi Kanjuruhan seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 musim 2022/2023 pada Sabtu (1/10/2022) malam menimbulkan banyak korban jiwa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sedikitnya ada 129 orang tewas dalam tragedi tersebut. Tragedi ini pun tentunya menjadi sejarah kelam bagi dunia sepak bola di Indonesia.
Apalagi, Indonesia saat ini ditengah bayang-bayang sanksi FIFA pasca tragedi Kanjuruhan tersebut.
Berkaca pada tragedi di Stadion Heysel pada 29 Mei 1985, dalam laga Piala Champions antara Juventus melawan wakil Inggris, Liverpool.
Berawal dari saling ejek, banyaknya orang yang menumpuk di sebuah bagian tribun, bagian itu roboh dan timbul banyak korban. Tercatat, 39 meninggal dunia dan 600 an luka-luka, sebagian besar suporter Juventus.
Akibat tragedi ini, Inggris dilarang mengikuti kompetisi internasional selama 5 tahun. Jika berkaca kasus Heysel, sanksi berat membayangi persepak bolaan Indonesia.
Sanksi yang kemungkinan dijatuhkan FIFA pun tidak main-main, pastinya akan membuat sepak bola Indonesia mengalami kemunduran. Bisa jadi, ancaman sanksi FIFA ini bakal lebih mengerikan dibandingkan saat sepak bola Indonesia dibekukan FIFA akibat intervensi pemerintah soal kompetisi.
"Semoga kita tidak terkena sanksi FIFA," kata Menpora Zainuddin Amali, Minggu (2/10/2022).
Penggunaan gas airmata yang ditembakkan polisi saat mengamankan penonton di dalam stadion usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya merupakan pelanggaran kode keamanan FIFA (Pasal 19 b).
Begini bunyinya: "Senjata atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan."
Jika pasal ini yang digunakan FIFA untuk menjatuhkan sanksi kepada Indonesia akan sangat mengerikan.
Nah, berikut ini 7 sanksi FIFA yang kemungkinan diterima Indonesia imbas tragedi Kanjuruhan:
1. Seluruh pertandingan liga Indonesia dibekukan 8 tahun
Ancaman pertama dari sanksi FIFA yang kemungkinan dijatuhkan adalah seluruh pertandingan Liga Indonesia akan dibekukan selama delapan tahun. Sebuah hukuman yang sangat berat bagi semua yang berkepentingan mulai dari pemain, pelatih, PSSI hingga pelaku ekonomi.
2. Keanggotaan Indonesia di FIFA dicabut
Sanksi untuk PSSI dikeluarkan FIFA lewat dokumen FIFA pada 30 Mei 2015 yang ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa keanggotaan Indonesia di FIFA dicabut atas hasil rapat Komite Eksekutifnya di Zurich, Swiss. FIFA menjatuhkan sanksi karena menilai pemerintah Indonesia melakukan pelanggaran karena intervensi yang merupakan pelanggaran atas Pasal 13 dan 17 dari Statuta FIFA.
3. Piala Dunia U-20 di Indonesia akan dibatalkan
Jatah Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 terancam dibatalkan oleh FIFA dengan alasan keamanan. Indonesia diagendakan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan digelar 20 Mei hingga 11 Juli 2022.
4. Timnas Indonesia dilarang main di Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-20
Ancaman sanksi yang tidak kalah menakutkan adalah pencabutan hak keikutsertaan Timnas Indonesia di Piala Asia U-2023 dan piala Asia U-20 2023. Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 yang akan digelar 16 Juni-16 juli 2023. Sedangkan Piala Asia U-20 akan digelar 1-16 Maret 2022 di Uzbekistan. Baca Juga: Timnas Indonesia Terkena Sanksi usai Diguncang tragedi Kanjuruhan?
5. Poin Ranking FIFA Timnas Indonesia dikurangi
Poin Timnas Indonesia dikurangi menjadi momok menakutkan yang akan memengaruhi ranking FIFA. Jika itu yang terjadi, Timnas Indonesia yang saat ini menempati 152 dunia kemungkinan bisa turun jauh.
6. Kompetisi Liga Indonesia tanpa penonton
Hukuman yang tidak kalah berat adalah kemungkinan larangan menggelar pertandingan tanpa penonton dalam waktu lama.
7. Klub Indonesia tidak boleh bermain di AFC Cup dan Liga Champions Asia
Klub ikut menderita jika hukuman larangan tidak boleh tampil di AFC Cup dan Liga Champions Asia. Artinya peluang klub Indonesia untuk berprestasi tidak akan bisa diraih.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait