Bukan hanya itu, Abur menilai, secara kompetensi keahlian lulusan SMK asal Tasikmalaya pun dapat bersaing. Itu ditunjukan dengan adanya lulusan yang berangkat kerja di Jepang dari tahun ke tahun di perusahaan otomotif, elektronik dan lainnya.
Kendati demikian, menurut Abur yang pernah mendapatkan beasiswa untuk belajar selama 3 tahun di Jepang ini menilai ada tantangan lain selain kompetensi yang dihadapi oleh pekerja asal Indonesia.
"Yang jadi masalah itu kemampuan bahasa asing. Makanya selain kompetensi, dari sisi bahasa asing juga harus ditingkatkan. Pertama harus menguasai Bahasa Inggris, kemudian jika mau kerja di Jepang maka pelajari bahasa Jepang. Begitu juga kalau mau kerja ke Korea atau China. Kalau bisa lulus hingga level N4," katanya.
Terkait kerjasama dengan Tokyo Biso Kogyo Corporation, untuk langkah awal pihaknya akan memberangkatkan sejumlah siswa dan guru ke Jepang pada Januari 2023 mendatang. Kunjungan siswa dan guru tersebut dalam rangka mencocokan kurikulum dengan perusahaan yang telah berdiri di Jepang sejak tahun 1957 tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Kadisdik Jabar), Dedi Supandi mengatakan, sejauh ini pihaknya mempersiapkan dua hal kepada perserta didik SMK. Selain mendorong agar memiliki keahlian yang unggul sesuai dengan kompetensi yang dipilih, juga pihaknya gencar mencetak peserta didik yang kreatif dan inovatif.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait