BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA. ID - Mimpi besar untuk membangun sarana transportasi publik yang terintegrasi terus diperjuangkan oleh Ridwan Kamil sejak menjabat Wali Kota Bandung hingga saat ini sebagai Gubernur Jawa Barat.
Mimpi itupun nyatanya akan segera terwujud. Kepala Daerah di Bandung Raya akan segera menandatangani kesepakatan anggaran dan komitmen operasional sistem transportasi massal tersebut di awal tahun 2023.
Kang Emil begitu sapaannya, sangat terobsesi dengan kehadiran Bus Rapid Transit (BRT), Light Rail Train (LRT) dan kereta gantung (cable car) di tengah masyarakat.
Dia ingin mewujudkan sistem transportasi publik yang modern, ramah lingkungan, aman dan nyaman. Sehingga pada 2023 nanti, pengembangan kereta gantung akan diseriusi kembali.
"Di daerah, kita pakai BRT. Hari ini launching bus listriknya. Nah, antar regional akan ada LRT, Insyaallah. Sementara cable car yang (menghubungkan) bukit-bukit, mimpi dulu, akan dimulai dan dihidupkan lagi," kata Kang Emil, di Bandung, Sabtu (24/12/2022).
Rencana dan realisasi program bergengsi ini, merupakan bagian dari konsep Masterplan Transportasi Massal Bandung Raya, yang secara resmi akan diinsiasi oleh para kepala daerah di Cekungan Bandung mulai Januari 2023.
Bahkan lanjut dia, kesepakatan anggaran dan komitmen operasional sistem transportasi massal Bandung Raya, bakal dirumuskan para kepala daerah pada Januari mendatang.
"Awal Januari depan, kepala daerah Kota Bandung, Cimahi, Bupati Bandung, KBB, Sumedang akan kumpul menyepakati anggaran komitmen operasional dan lain-lain," ujarnya seraya menyebutkan langkah strategis ini seiring dengan terbentuknya Badan Pengelola Cekungan Bandung yang disahkan oleh peraturan Presiden (Perpres).
Menurutnya, penduduk Bandung dan sekitarnya saat ini 84 persennya menggunakan transportasi pribadi. Jika dibiarkan, maka 20 hingga 30 tahun lagi masyarakat akan terjebak kemacetan sejak keluar dari rumah.
Solusi kemacetan di Bandung Raya adalah perlahan mengubah gaya hidup dengan beralih ke transportasi publik.
"Konsep transportasi massal sudah dimulai dan butuh waktu panjang. Suatu hari kita mengubah dari 84 persen kendaraan pribadi menjadi 84 persen kendaraan publik," pungkasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait