Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi, HIPMI Jaya Ingin Pengusaha Tetap Optimistis Jalani 2023

Rizal Fadillah
Ketua Umum BPD HIPMI Jaya, Sona Maesana. (Foto: Ist)

JAKARTA, INEWSBANDUNGRAYA.ID - HIPMI Jaya menatap tahun 2023 dengan penuh semangat dan optimistis di tengah ketidakpastian ekonomi akibat perlambatan ekonomi global.

Ketua Umum BPD HIPMI Jaya, Sona Maesana mengatakan, meski dihantui resesi namun pengusaha muda di Indonesia harus tetap optimis mengarungi tahun 2023. Hal ini karena pemerintah telah mencabut PPKM sehingga daya beli masyarakat kembali meningkat.

Ditambah lagi, ekonomi nasional juga diproyeksikan mampu tumbuh di angka 5,2-5,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) di 2023. Sedangkan inflasi Indonesia diperkirakan tetap terkendali pada 5,5 persen di tahun ini atau jauh lebih baik dibandingkan negara lain seperti, Uni Eropa yang berada pada 9,2 persen.

"Meski ada ancaman resesi ekonomi, HIPMI Jaya mengajak kepada seluruh pengusaha khususnya pengusaha muda untuk optimis menghadapi 2023. Namun tetap waspada dalam mengatur strategi bisnis meski Indonesia masih dalam kondisi bagus dan stabil," terang Sona dalam keterangannya, Jumat (27/1/2023).

Menurutnya, agresifitas The Fed dalam melakukan kebijakan moneter akan membuat rupiah terus tertekan dalam beberapa waktu mendatang. Hal ini harus diwaspadai dengan meningkatkan produksi dan konsumsi dalam negeri atas produk lokal dan mengurangi ketergantungan impor.

"BI yang terus meningkatkan suku bunga acuan sehingga membuat para pengusaha harus terampil dalam mengelola likuiditas serta menerapkan strategi-strategi yang jitu berdasarkan perhitungan yang matang, juga jeli melihat peluang usaha mengingat ada beberapa sektor industri yang justru naik kelas karena resesi," kata Sona.

Lebih lanjut, Sona menilai, harga komoditas yang terus meningkat dan tingginya nilai Dolar atas Rupiah bisa menjadi peluang untuk meningkatkan produksi dalam negeri dengan tujuan ekspor.

Menurutnya, banyak pengusaha yang sudah memiliki produk siap ekspor sehingga harus didukung dengan pelatihan dari pemerintah serta kolaborasi dengan seluruh ITPC yang ada di setiap kedutaan di negara sahabat.

Terkait banyaknya PHK yang terjadi, Sona berpendapat bahwa hal ini sebaiknya dilakukan secara linear dengan pendapatan dan perfomnance perusahaan. Pasalnya, terdapat beberapa sektor usaha yang mengalami pertumbuhan bagus, juga tetap memperhatikan karyawan dengan melakukan penyesuaian upah sesuai dengan inflasi yang terjadi.

"Bagi perusahaan yang mengalami kerugian dan ingin melakukan PHK, harus memberikan hak pegawai sesuai kesepakatan awal dan Undang-undang yang berlaku," tuturnya.

HIPMI Jaya juga berharap pemerintah agar mengoptimalkan program Kartu Prakerja demi melatih softskill Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.

Sona juga berharap, pada tahun ini keadaan politik bisa cukup kondusif meski sudah memasuki tahun politik. Diharapkan tidak ada gesekan yang terlalu panas dan tidak ada isu SARA yang muncul di permukaan.

"HIPMI Jaya siap menjadi penggerak utama ekonomi di Indonesia dan membantu pemerintah membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya demi mengurangi angka kemiskinan," ungkapnya.

Sementara itu, Pakar Ekonomi ISEI, Aditia Febriansyah mengimbau, kepada para pengusaha muda agar memperhatikan struktur budget/anggaran bisnis dengan cara melakukan efisiensi terhadap biaya operasional dan non-operasional, serta menyiapkan dana darurat atau jaring-jaring pengaman.

Selain itu, pengusaha muda juga diminta memperhatikan hutang-hutang yang berjalan. Jika dapat direstrukturisasi atau penjadwalan ulang akan sangat baik. Namun jika tidak bisa, maka pastikan hutang itu dapat terbayarkan karena hutang adalah persoalan reputasi.

"Yang perlu diingat pengusaha adalah menjaga reputasi karena bersifat selamanya sedangkan krisis hanya sementara," ucap Aditia.

Pengusaha juga harus mampu mempertahankan kualitas produk/jasa yang dimilikinya demi mempertahankan konsumen. Bahkan, diperkirakan akan kembali terjadi disrupsi yang akan mengubah model bisnis dan spending behaviour konsumen, sehingga diwajibkan untuk cepat beradaptasi.

Pengusaha juga diimbau untuk bisa mempertahankan tim (karyawan) sebanyak mungkin. Hal ini karena jika ada satu orang pegawai yang dipecat (PHK) maka efeknya akan dirasakan secara kumulatif baik di level mikro (kesejahterahan keluarganya) dan level makro (pengganguran nasional).

"Yang paling penting adalah pengusaha harus tetap tenang karena resesi hanya sementara," tandasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network