Kampanye ini mendorong dan membangkitkan kesadaran anak muda untuk peduli terhadap pendidikan anak-anak prasejahtera.
Pendiri dan Ketua Yayasan Rumah Visioner, Mohamad Arif Pramarta, menyatakan kampanye ini merupakan wadah bagi masyarakat yang ingin mengentaskan isu
pendidikan.
“Putus sekolah merupakan isu yang sangat dekat dengan teman-teman yang masih pelajar (siswa/mahasiswa). Sayangnya, mereka agak kesulitan untuk membantu secara finansial. Maka, kampanye #IndonesiaTanpaPutusSekolah di aplikasi Campaign #ForChange merupakan solusinya,” kata Arif dalam keterangannya, Rabu (1/3/2023).
Dalam kampanye ini, netizen diminta mengunggah dua foto dengan dua gaya yang berbeda. Satu foto mengepalkan tangan sebagai bentuk dukungan bahwa semua orang berhak mendapatkan akses untuk pendidikan di Indonesia dan satu foto menyilangkan tangan sebagai bentuk aksi menolak adanya putus sekolah bagi anak-anak di Indonesia.
Setiap kampanye yang berhasil diselesaikan, dikonversi menjadi donasi Rp25.000.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait