Ridwan Kamil meyakini, jika para siswa dilibatkan ataupun OSIS bisa mengatur soal study tour, anggaran dan beberapa hal teknis lainnya dapat diatur bersama-sama dan menemukan kesepakatan yang tidak memberatkan para siswa.
"Jadi kalau disebut apakah perlu (studi tur) itu perlu karena saya pernah sekolah dan itu menyenangkan. Tapi jangan memberatkan, mencari cara mengurangi pihak ketiga, melatih anak-anaknya mengorganisasikan acara sendiri sehingga harga lebih murah," terangnya.
Kendati demikian, Ridwan Kamil meminta, agar pihak sekolah jangan sampai memberikan beban biaya yang besar pada siswa dalam pelaksanaan study tour.
"Jadi kuncinya itu selama tidak memberatkan, karena harus kasihan juga dengan siswa yang tidak mampu. Misalkan, yang lain study tour, siswa tidak mampu ngga, kan sudah solusi. Kan kalau ngga dia (siswa tidak mampu) jadi minder," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah
Artikel Terkait