BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tak menampik program petani milenial yang digagasnya ada peserta yang gagal. Hanya saja jumlah yang gagal diklaimnya hanya sebagian kecil dari mereka yang meraih kesuksesan dengan menjadi petani.
Ridwan Kamil lantas menyontohkan petani milenial yang ada di Ciamis. Pada awalnya omzet mereka di awal kisaran Rp1 juta, namun kini sudah meningkat menjadi Rp40 juta.
"Dari petani teh, diolah karena petani bukan selalu di hulu tapi juga di hilir, seperti teh, omzet 2018 hanya Rp300 juta meningkat sampai Rp2 miliar," kata Emil, sapaannya usai acara inaugurasi petani milenial di Kampus Unpad Dipatiukur, Selasa (30/5/2023).
Menurut Emil, mereka yang tertarik untuk mengikuti program petani milenial harus diberi motivasi keberhasilan. Mengingat sebelumnya sempat viral satu kelompok petani milenial di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dan viral.
"Jangan hanya pada saat ada satu kegagalan jadi viral, seolah-olah digeneralisasi programnya tidak berhasil atau pencitraan. Minat ini menunjukkan bahwa program ini masuk ke logika mereka yang bersemangat," ujar Emil.
Orang nomor satu di Jabar itu lalu memaparkan jumlah pendaftar program petani milenial dari tahun ke tahun selalu meningkat. Pada 2021, ada 4.000-an orang yang mendaftar.
Jumlah itu meningkat drastis pada 2022 dimana pendaftar petani milenial mencapai 20.000-an orang. Sedangkan pada 2023 ini, Emil mengungkapkan ada 30.000 pendaftar yang bakal diseleksi untuk mengikuti program petani milenial.
"Ini menandakan petani milenial sangat diminati sebagai jawaban akan menjadi sumber pertahanan pangan agar dijauhkan dari krisis pangan, membuktikan regenerasi petani akan terjaga," jelasnya.
Emil menegaskan, jika program petani milenial bukan program karpet merah dimana pesertanya dijamin bakal sukses. Menurutnya, berhasil tidaknya petani milenial didasari dari kerja keras, keberuntungan dan konsistensi.
Selain itu, lanjut Emil, jika petani adalah sebuah tawaran yang dihadirkan Jawa Barat untuk generasi muda Indonesia dengan tujuan mendorong generasi muda tinggal di desa dengan pemasukan layaknya di perkotaan.
"Bahwa ada yang kurang berhasil ya itulah kehidupan, jadi ini adalah tawaran dari Jabar untuk generasi muda Indonesia bahwa di masa depan tinggal di desa saja, tapi kuasai ilmu bisnisnya, digitalnya insyaallah rejekinya rejeki kota dan bisa mendunia," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Emil mewisuda 4.095 petani milenial dari angkatan gelombang II. Mereka merupakan yang masuk kriteria berhasil mengikuti pendampingan secara penuh, kemudian mendapat perubahan dari sisi ekonomi dengan 4 kategori.
"Wisuda petani pemula dari nol, wisuda petani lanjutan sudah memulai tapi belum maksimal, petani madya sudah sukses tinggal diperbesar, petani utama yang jadi inspirator petani milenial," ucapnya.
Editor : Zhafran Pramoedya
Artikel Terkait